5 Fakta soal Vaksin Sputnik, Mulai dari Efikasi sampai Efek Samping

Vaksin Sputnik asal Rusia ini hasil penelitian menunjukkan efikasi yang tinggi. Bisa digunakan untuk memvaksin di atas 18 tahun.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 25 Agu 2021, 12:07 WIB
Ilustrasi vaksin COVID-19 Rusia Sputnik-V (AFP)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengeluarkan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin COVID-19 Sputnik-V pada Selasa, 24 Agustus 2021.

Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito mengatakan proses pemberian EUA Vaksin COVID-19 Sputnik-V dikaji bersama dengan Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin COVID-19 dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

Berikut beberapa fakta penting tentang vaksin Sputnik-V.  

1. Platform

Berbeda dengan vaksin yang sudah mendapat EUA di Indonesia lainnya, vaksin ini menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S) seperti mengutip laman resmi BPOM.

Apa artinya?

Vaksin ini menggunakan dua adenovirus yakni Ad26-S dan Ad5-S. Adenovirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan flu. Dalam pembuatan Sputnik V, peneliti menggabungkan adenovirus dengan spike protein SARS-CoV-2. Sehingga mendorong tubuh membuat imunitas.

2. Efikasi

Efikasi vaksin adalah tingkat kemanjuran vaksin dalam melawan suatu penyakit pada orang yang sudah divaksinasi saat tahap uji klinis. Efikasi vaksin Sputnik dalam uji klinik termasuk tinggi.

“Untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan Vaksin COVID-19 Sputnik-V memberikan efikasi sebesar 91,6 persen (dengan rentang confidence interval 85,6 sampai 95,2 persen),” lanjut Penny.

 


3. Untuk 18+

Seorang perawat menunjukkan vaksin Sputnik V untuk melawan virus corona di sebuah klinik di Moskow, Sabtu (5/12/2020). Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pihak berwenang memulai vaksinasi massal untuk orang-orang berisiko tinggi tertular Covid-19. (Kirill KUDRYAVTSEV/AFP)

Vaksin Sputnik-V digunakan untuk mencegah keparahan akibat COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas.

Vaksin diberikan secara injeksi intramuscular (IM) dengan dosis 0,5 mL untuk 2 (dua) kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu.

Vaksin ini termasuk dalam kelompok vaksin yang memerlukan penyimpanan pada kondisi suhu khusus, yaitu pada suhu minus 20 derajat Celsius hingga 20 derajat Celsius.

4.Efek Samping

Efek samping dari penggunaan Vaksin COVID-19 Sputnik-V tingkat ringan atau sedang. Badan merasa demam sampai sakit di bekas suntikan bisa menjadi efek samping usai divaksin Sputnik-V.

“Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu (a flu-like syndrome), yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia), badan lemas (asthenia), ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi,” kata Penny.

5. Vaksin Ketujuh yang Dapat EUA

Selain vaksin yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology Rusia ini, BPOM sudah mengeluarkan EUA untuk ada Sinovac (CoronaVac), Vaksin COVID-19 Bio Farma, AstraZeneca COVID-19 Vaccine, Sinopharm, Moderna, dan Comirnaty (Pfizer)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya