Liputan6.com, Jakarta Indonesia kaya akan kerajinan tangan yang patut dilestarikan. Salah satunya adalah kerajinan tembaga dan kuningan yang berasal dari Desa Tumang yang terletak di kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Desa Tumang terletak di lereng Gunung Merapi dan Merbabu. Saat ini, desa tersebut dihuni sekitar 9 ribu dengan pembagian 49 RT dan 16 RW. Selain menjadi pengrajin ukir logam, masyarakat di sana memiliki mata pencaharian, seperti petani, pedangan, dan peternak.
Advertisement
Untuk itu, Desa Tumang mengembangkan usahanya melalui Percepatan pembangunan ekonomi lokal yang dikembangkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes bisa mengangkat derajat ekonomi masyarakat.
Direktur BUMdes, Felani Ade Widakdo mengatakan saat ini Desa Tumang didominasi sebagai penggiat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ukir logam dan menjadikan desa tersebut memiliki potensi perputaran roda perekonomian yang cukup signifikan.
"Desa Tumang merupakan sentra kerajinan logam dan memiliki Bumdes Tumang dengan unit usaha agen BRILink sampai 1000 transaksi per bulan dan memiliki 2000 orang sebagai pelaku UMKM," ujar Direktur BUMdes, Felani Ade Widakdo saat dihubungi oleh Liputan6, Kamis (4/8/2021).
Menurutnya, adanya sinergi antara pemerintah desa dan BUMdes menjadikan dukungan dalam proses seleksi Desa BRIlian.
Untuk BUMdes Tumang dibentuk sejak 12 Maret 2019 dengan memiliki unit usaha, seperti layanan perbankan, layanan samah, layanan pengiriman paket, dan Tumang Radio.
"Di Desa Tumang paling kontribusi bagi desa adalah layanan sampah. Pasalnya, sampah merupakan permasalahan utama dalam desa ini. Karena cukup padat," tutur Felani.
Ia melanjutkan untuk mengatasi permasalahan sampah, saat ini BUMdes Tumang telah bermitra dengan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat dalam layanan sampah dan memiliki 718 anggota yang tersebar di 8 RW.
Menurut Felani, dalam membantu masyarakat, BUMDes memiliki sejumlah program selama masa pandemi untuk UMKM setempat. Dengan memasarkan produk melalui digital dan melalui radio.
"Kami memiliki cara dengan membuat fanpage 'Waroeng' di Facebook BUMDes untuk memasarkan produknya. Selain itu, kami juga mempromosikan melalui Tumang Radio. BUMDes tumang juga kerap membuat event sepanjang bulan Ramadan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," tutur Felani.
Felani menganggap dengan adanya BRILink bisa mengubah dan memudahkan masyarakat untuk bertransaksi perbankan. Selain itu, dengan BRILink bisa mengubah model transaksi dari tunai menjadi cashless.
"BRILink juga memudahkan warga mencairkan dana bantuan dari pemerintah dan Bank BRI banyak memberikan modal kredit ke UMKM sehingga menumbuhkan dan meningkatkan kapasitas produksi," tutur Felani.
Ia berharap dengan adanya kerjasama bersama BRI, masyarakat Desa Tumang terbantu dalam permodalan, peningkatan kapasitas, peningkatan produksi maupun digital marketing.
"Kedepannya, kami ingin membangun peternakan Maggot BSF di area Taman Sampah dan membuat track downhill yang bekerjasama dengan komunitas sepeda Boyolali," tutur Felani.
Perlu diketahui, Desa Tumang merupakan pemenang dari program Desa BRILian 2021 yang dilakukan usai proses seleksi dan penyelenggaraan Literasi Desa BRILian yang dilangsungkan selama tiga bulan.
Sepuluh Desa BRLian tahap 1 yaitu Desa Sukalaksana, Kecamatan Samarang, Garut, Jawa Barat; Desa Cepogo Kecamatan Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah; Desa Bukit Gajah, Kecamatan Ukui, Pelalawan, Riau; Desa Trimulyo Kecamatan Gedung Surian, Lampung Barat; Desa Pagak Kecamatan Purworejo Klampok Banjarnegara, Jawa Tengah.
(*)