Liputan6.com, Amman - Kekuatan dan arah medan magnet Bumi telah banyak berubah selama ribuan tahun. Para ilmuwan sangat ingin mempelajari pola masa lalunya untuk mengetahui bagaimana medan tersebut dapat berubah di masa depan.
Sementara instrumen yang mampu mengukur medan magnet Bumi secara langsung baru ada sekitar 200 tahun. Dimana para peneliti harus menggunakan metode lain untuk melacaknya lebih jauh ke masa lalu. Apalagi studi pada penemuan artefak belum lama ini yang dilaporkan dari situs di Yordania. Usia artefak sekitar 8.000-10.000 tahun yang lalu bertepatan pada Zaman Batu Baru atau Neolitik.
Advertisement
Artefak diketahui terdapat tembikar keramik dan batu api yang digunakan untuk membuat barang khusus karena pembuatannya melibatkan suhu yang sangat tinggi. Proses pemanasan dan pendinginan menyebabkan mineral dan kristal tertentu di dalam artefak seperti fenomena magnetisasi residu atau remanen.
"Ini adalah pertama kalinya batu api dari situs prasejarah digunakan untuk merekonstruksi medan magnet dari periode waktu tersebut. Penelitian ini akan memperluas kemungkinan penemuan pada puluhan ribu tahun yang lalu. Sebab, manusia menggunakan alat batu api untuk jangka waktu yang sangat lama sebelum penemuan keramik," ucap Erez Ben-Yosef, seorang arkeolog dari Universitas Tel Aviv di Israel.
Para peneliti melihat 129 item yang berbeda secara total, membangun pekerjaan sebelumnya yang menilai kelayakan menggunakan fragmen batu api sebagai panduan kekuatan medan magnet. Mereka menemukan penurunan kekuatan medan magnet selama artefak digunakan. Lalu diikuti oleh pemulihan selama beberapa ratus tahun.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Magnet Bumi Melemah
Melihat kondisi medan magnet Bumi yang saat ini semakin lemah dari waktu ke waktu. Penemuan tersebut sangat membantu untuk mengetahui bahwa ini telah terjadi sebelumnya dan tidak berarti gelembung pelindung kita akan lenyap dalam beberapa abad mendatang.
"Temuan penelitian kami dapat meyakinkan bahwa ini telah terjadi di masa lalu," tegas Lisa Tauxe, ahli geofisika dari Scripps Institution of Oceanography di Universitas California, AS.
"Sekitar 7.600 tahun yang lalu, kekuatan medan magnet bahkan lebih rendah dari hari ini, tetapi dalam waktu sekitar 600 tahun, ia memperoleh kekuatan dan kembali naik ke tingkat tinggi," imbuhnya.
Diperkirakan bahwa medan magnet planet kita dihasilkan oleh arus konveksi yang tercipta saat besi cair dan nikel beredar di inti luar Bumi, sekitar 3.000 kilometer (1.864 mil) di bawah tanah.
Namun, mereka masih belum bisa menjawab beberapa pertanyaan soal fenomena besar penurunan medan magnet apakah berkaitan dengan perubahan iklim Bumi atau tidak. Sementara studi geologi tetap berusaha melakukan pelacakan pergeseran magnet bumi.
"Esensi dan asal-usul medan magnet sebagian besar masih belum terpecahkan. Dalam penelitian, kami berusaha menguak misteri penemuan tersebut," tandas Ben-Yosef.
Dikutip dari Science Alert pada Rabu (28/08/2021) berdasarkan penelitian yang telah dipublikasikan di PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America).
Reporter: Bunga Ruth
Advertisement