Gencar Kembangkan Potensi Desa dan Perekonomian Warga, Ketapanrame Jadi Desa BRILian 2021

Kemauan Desa Ketapanrame untuk terus berinovasi dan berusaha mengoptimalkan potensi desa agar dapat membangkitkan perekonomian warganya membuahkan hasil positif.

oleh Gilar Ramdhani pada 27 Agu 2021, 09:05 WIB
Desa Ketapanrame.

Liputan6.com, Jakarta Kemauan Desa Ketapanrame untuk terus berinovasi dan berusaha mengoptimalkan potensi desa agar dapat membangkitkan perekonomian warganya membuahkan hasil positif. Desa yang berada di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto - Jawa Timur ini berhasil masuk dalam daftar pemenang program Desa BRILian 2021.

Desa Ketapanrame menempati peringkat 10 dalam daftar Top 10 Desa BRILian 2021 Tahap 1. Peringkat pertama diraih oleh Desa Sukalaksana dari Garut Jawa Barat. Pencapaian Ketapanrame patut diapresiasi karena berhasil mengungguli ratusan desa lain yang turut mengikuti program Desa BRILian 2021.

Keberhasilan Desa Ketapanrame menjadi juara Desa Brilian tidak lepas dari kolaborasi BUMDes dan warga desa sehingga mampu mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan manusia di desa tersebut. Saat ini saja unit BUMDes Ketapanrame mampu menyerap 600 tenaga kerja yang terdiri dari 25 pengurus BUMDes.

BUMDes Ketapanrame

 

Kelompok Rakasiwi Ketapanrame (Penggerak Destinasi Wisata. (Foto: Istimewa)

Ketua BUMDes Ketapanrame Saifuddin mengatakan, dahulu warganya banyak bekerja sebagai buruh pabrik dan pedagang di luar kota. Untuk memulai usaha cukup sulit karena dana yang terbatas. Padahal, Desa Ketapanrame memiliki banyak produk unggulan, seperti kopi, keripik jamur, jamu, kesenian rajut, dan gerabah.

Saifuddin menceritakan BUMDes Ketapanrame sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 2001, namun hanya memiliki satu unit usaha yaitu pengelolaan air. Kemudian, baru pada tahun 2010 ada penambahan unit usaha kebersihan lingkungan, pengelolaan kios dan kandang ternak, serta penyediaan air tangki. Hingga saat ini mempunyai tempat wisata dan unit simpan pinjam dan kemitraan.

Saifuddin menuturkan, saat ini unit usaha BUMDes mampu mensubsidi warganya. Pada umumnya di daerah tersebut harus membayar air Rp15 ribu setiap bulannya, sejak ada BUMDes warga cukup membayar Rp3000 saja. Kesadaran menjaga lingkungan pun semakin meningkat berkat adanya bank sampah yang mengubah sampah menjadi nilai ekonomi.

 


Wisata Sumber Gempong dan Taman Ghanjaran

Wisata Sumber Gempong. (Foto: Backpackeriyah)

Desa Ketapanrame semakin dikenal luas setelah pada tahun 2016 mulai membuka tempat wisata. Wisata paling terkenal adalah Sumber Gempong dan Taman Ghanjaran. Dari sini masyarakat mulai kembali ke desa dan berjualan di kedua tempat wisata tersebut mengingat banyaknya wisatawan dari luar kota yang berkunjung untuk sekedar jalan-jalan dan liburan.

 

Penebaran Bibit Ikan Lokal Oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi JATIM di Wisata Sumber Gempong. (Foto: Istimewa)

Semakin meningkatnya partisipasi warga desa terlibat dalam unit wisata, BUMDes membuka investasi warga dengan menjual saham. Warga bisa membeli saham yang perlembarnya Rp1 juta dan maksimal Rp10 juta per-KK.

 

Taman Ghanjaran. (Instagram/wahana_taman_ghanjaran)

"Tahun 2016 kita mulai ada wisata, namun hanya di Sumber Gempong berbasis edukasi saja. Ketika 2018 kita ada Taman Ghanjaran, itu baru masyarakat yang dulu berdagang di luar kota, kemudian pekerja-pekerja pabrik bergeser. Mereka mulai berdagang memulai usaha di tempat wisata menjadi pedagang," katanya.

 


Peran BRI Bagi Literasi Keuangan di Desa

Agen BRILink.

Saifuddin juga mengungkapkan, BRI dan Agen BRILink memiliki peran penting dalam meningkatkan dan mensejahterakan masyarakat Desa Ketapanrame. Dia bercerita, BRILink mulai masuk pada tahun 2020.

Menurutnya, kehadiran BRILink banyak membantu kegiatan warga. Dari mulai pendampingan usaha hingga mempermudah melakukan transaksi keuangan. Selain itu, dengan adanya BUMDes dan BRILink warga yang ingin memulai usaha dapat lebih mudah dalam hal pendanaan dan pengembangan usaha. Di setiap kantor desa, BRI menyediakan tempat yang disebut 'Pojok Mantri Desa' untuk warga bisa meminta bantuan, dari mulai pendanaan hingga perencanaan dan pengembangan usaha.

"Dengan adanya BRILink, masyarakat sangat terbantu. Di daerah kami hanya ada satu ATM sehingga dulu masyarakat harus antri untuk melakukan transaksi perbankan. Terus, untuk pengunjung wisata yang mau top up saldo uang elektronik sudah tersedia QRIS," jelasnya.

Pimpinan Kantor Cabang BRI Mojokerto Dian Kesuma menjelaskan BRI telah menerapkan sistem digitalisasi di Desa Ketapanrame. Masyarakat didorong untuk bertransaksi tanpa uang tunai atau cashless. Program ini disambut baik oleh warga desa.

"Kebetulan masyarakat Ketapanrame itu sangat menerima, sangat terbuka. Jadi mereka nggak kaget dengan alat-alat pembayaran non tunai. Mereka semua sangat terbuka dan menerima. Jadi mereka sudah sadar transaksi cashless lebih aman dan nyaman, jadi mereka tidak perlu bawa uang tunai, dengan HP saja sudah bisa melakukan pembayaran," ujarnya.

Desa Ketapanrame saat ini terdapat 300 nasabah BRI dan memiliki 4 Agen BRILink dengan jumlah transaksi rata-rata di atas 1.200 transaksi perbulannya. Dengan adanya Agen BRILink, warga sudah mulai beralih ke transaksi digital. Dari mulai pembayaran listrik, PDAM, hingga pembayaran pajak sudah bisa dilakukan di Agen BRILink. Selain itu, kata Dian, Taman Ghanjaran pun sudah menerapkan pembayaran cashless.

"Di Taman Ghanjaran alat pembayarannya sudah menggunakan barcode QRIS itu salah satunya sudah cashless. Dan kita juga pasang EDC Merchant untuk pembayaran - pembayaran, bila orang yang ingin masuk Taman Ghanjaran adanya kartu kredit sudah bisa juga," jelasnya.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya