Liputan6.com, Cirebon - Aksi tawuran antara dua kelompok pendukung Sultan Luqman Zulkaedin dan Aloeda II Keraton Kasepuhan Cirebon berbuntut panjang.
Kubu Rahardjo Djali yang didapuk Sultan Aloeda II akan menempuh jalur hukum. Rahardjo menyatakan insiden yang terjadi pada Rabu, 25 Agustus 2021 siang tersebut dipicu oleh kubu kelompok pendukung Luqman Zulkaedin.
"Bahkan, dari sebelumnya pada Selasa malam juga sudah ada kericuhan mereka masuk ke kawasan kediaman kami. Kami langsung usir," kata Rahardjo, Rabu (25/8/2021).
Baca Juga
Advertisement
Namun demikian, dia menegaskan insiden yang terjadi di Keraton Kasepuhan Cirebon tersebut bukan menjadi hal yang diinginkan. Dia mengaku bersyukur karena insiden tawuran antar dua kelompok pendukung diawali dari kubu Luqman.
Rahardjo menekankan, secara keseluruhan pihaknya tidak menginginkan adanya potensi tindak pidana yang dilakukan para pendukungnya.
"Kami berpegang teguh kepada kekuatan kami dari keluarga besar bukan ormas atau LSM," ujar Rahardjo.
Oleh karena itu, untuk menjaga keamanan, dia meminta pihak TNI/Polri untuk turun memberi perlindungan. Terutama, perlindungan kepada kubu Rahardjo.
Dia menjelaskan, banyak aktivitas dan program yang akan dilaksanakan setelah dia didapuk menjadi sultan hingga melantik para perangkat adat Keraton Kasepuhan Cirebon.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan berikut ini
Amanah Orang Tua
"Perjuangan masih panjang dan banyak yang harus kami kerjakan kami laksanakan dari amanah yang diterima orangtua kami," kata dia.
Hingga berita ini tayang, belum ada pernyataan resmi yang disampaikan kubu Luqman Zulkaedin terkait insiden tawuran antar kelompok pendukung di Keraton Kasepuhan.
Seperti diketahui, dua kelompok pendukung Sultan Aloeda II dan Sultan Luqman Zulkaedin terlibat bentrok. Kedua kelompok tersebut bentrok sekitar pukul 13.00 WIB.
Bentrokan tersebut diduga merupakan buntut dari ricuhnya prosesi pelantikan Perangkat Keraton Kasepuhan Cirebon versi Rahardjo Djali yang didapuk sebagai Sultan Aloeda II.
Keduanya saling melempar batu sambil mengumpat bernada marah. Tak lama kemudian, polisi datang untuk melerai.
Petugas sempat menodongkan senjata api ke atas tanpa diletupkan. Polisi memukul mundur kelompok pendukung Sultan Aloeda II. Petugas meminta kedua kelompok pendukung untuk membubarkan diri keluar dari keraton.
Advertisement