Dianggap Bahaya, Inggris dan AS Peringatkan Warganya Menjauh dari Bandara Kabul

Inggris dan AS mengeluarkan peringatan untuk warganya menjauh dari Bandara Kabul.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 26 Agu 2021, 08:30 WIB
Orang-orang Afghanistan mengantre dan menaiki pesawat militer AS untuk meninggalkan Afghanistan, di bandara militer di Kabul, Kamis (19/8/2021). Ribuan orang berlomba-lomba melarikan diri dari Afghanistan setelah pasukan Taliban berhasil merebut pemerintahan negara itu. (Shakib RAHMANI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - AS dan Inggris telah memperingatkan warganya untuk menjauh dari bandara Kabul dan menghindari bepergian ke sana karena ancaman keamanan.

Kedua negara mengeluarkan peringatan pada Rabu (25/8) malam karena ribuan orang masih menunggu di bandara untuk terbang keluar dari Afghanistan.

Melansir BBC, Kamis (26/8/2021), lebih dari 82.000 orang telah diterbangkan dari Kabul, yang jatuh ke tangan Taliban 10 hari lalu.

Negara-negara bergegas untuk mengevakuasi warganya dengan batas waktu 31 Agustus.

Taliban telah menentang perpanjangan tenggat waktu tersebut tetapi juga berjanji untuk mengizinkan orang asing dan warga Afghanistan meninggalkan negara itu setelah 31 Agustus, menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Dalam peringatan pada hari Rabu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada mereka yang menunggu di Gerbang Abbey, Gerbang Timur atau Gerbang Utara untuk "segera pergi". 

Sebelumnya, Inggris mengeluarkan saran serupa yang meminta orang-orang di sana untuk "pergi ke lokasi yang aman dan menunggu saran lebih lanjut".

Baik AS maupun Inggris tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang ancaman keamanan tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ancaman Meningkat

Pasukan koalisi Inggris dan Turki, bersama dengan Marinir AS, membantu seorang anak selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Jumat (20/8/2021). (Staff Sgt. Victor Mancilla/U.S. Marine Corps via AP)

Dalam pidatonya pada Selasa (24/8), Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa pengangkutan udara yang dikendalikan AS harus segera diakhiri karena meningkatnya ancaman dari kelompok ISIS di Afghanistan.

Sekitar 19.000 orang telah dievakuasi dengan penerbangan yang diorganisir AS dalam 24 jam terakhir, kata Blinken pada hari Rabu, dengan peningkatan angkutan udara dalam beberapa hari terakhir di tengah suasana kekacauan.

Dia mengatakan bahwa AS masih dalam upaya untuk menyelesaikan operasi di bandara Kabul pada akhir bulan.

"Hanya Amerika Serikat yang dapat mengatur dan menjalankan misi dengan skala dan kompleksitas ini," katanya kepada wartawan di Washington. 

"Taliban telah membuat komitmen publik dan swasta untuk menyediakan dan mengizinkan perjalanan yang aman bagi orang Amerika, untuk warga negara ketiga dan warga Afghanistan yang berisiko melewati 31 Agustus," katanya.

Dia menambahkan bahwa AS akan membantu mereka yang ingin meninggalkan Afghanistan "tidak hanya selama misi evakuasi dan relokasi kami, tetapi setiap hari sesudahnya".


Infografis Taliban Rebut Kabul, Afghanistan Genting:

Infografis Taliban Rebut Kabul, Afghanistan Genting. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya