Liputan6.com, Bali Huawei memberikan hibah berupa inverter energi surya kepada Green School Bali, dalam rangka membantu sekolah tersebut mewujudkan misi menekan jejak karbon di lingkungan sekolah.
Dalam siaran persnya, Jumat (27/8/2021), hibah tersebut juga disampaikan oleh Huawei dalam rangka membangun kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Advertisement
Siswa Green School dilibatkan untuk membantu proses pengaturan dan instalasi panel-panel surya di lingkungan sekolah. Ini merupakan sarana belajar bagi siswa sekolah ramah lingkungan tersebut dalam mengenal proses-proses energi terbarukan.
Huawei juga mengatakan, hal itu merupakan contoh bagaimana mata pelajaran mengenai kepedulian lingkungan diajarkan di sekolah melalui program alih pengetahuan dan penerapannya di dunia nyata atau R.E.A.L. Learning.
Bruce Li, Managing Director of the Huawei Asia-Pacific Enterprise Digital Power Business mengatakan, perlindungan terhadap kelestarian lingkungan menjadi salah satu strategi Huawei untuk mendorong terwujudnya pengembangan-pengembangan yang berkesinambungan.
Bruce Li mengatakan, mereka memiliki upaya "yang berkesinambungan dalam mendukung masyarakat setempat secara progresif beralih pada penggunaan energi surya."
"Kami antusias mendukung inisiatif kepedulian lingkungan yang digalang oleh Green School Bali dalam menekan jejak karbon sedemikian rupa dengan menawarkan solusi energi surya yang cerdas," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Memanfaatkan Energi Terbarukan
John Hardy, pendiri Green School Bali mengatakan, misi mereka sejak pertama kali didirikan di 2008 adalah sebisa mungkin memanfaatkan energi terbarukan sepenuhnya hingga 100 persen.
Mereka juga mengatakan telah berkomitmen dalam membangun edukasi bagi terbentuknya dunia yang berkesinambungan, serta mencetak pemimpin-pemimpin di masa depan yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.
"Hibah inverter panel surya ini membantu kami mewujudkan misi tersebut berkat kemampuannya memangkas emisi gas CO2 hingga sekitar 3,5 ton per bulan," kata Hardy.
Hingga saat ini, di Green School Bali telah terpasang sistem PV surya yang terdiri dari 118 panel PV surya untuk membangkitkan energi listrik dari cahaya matahari.
Terpasang juga pembalik inti untuk mengubah DC menjadi 220~ AC untuk penggunaan sehari-hari dan kapasitas penyimpanan baterai berbasis asam sebesar 72 kWh sebagai cadangan ketika matahari terbenam.
Inverter Huawei SUN2000-10KTL-M0 juga memberikan tingkat efisiensi energi mencapai 98,6 persen dan biaya perawatan yang minimal.
Advertisement
Proses Instalasi
Anthony Vovers, Renewable Energy Advisor untuk Green School Bali mengatakan bahwa proses instalasi dan pengaturan konektivitas ke jaringan bisa dengan mudah dilakukan.
"Selain itu, terdapat lampu LED yang bisa juga berfungsi sebagai indikator untuk mengetahui bagaimana status operasional dari mesin inverter tersebut," katanya.
Bruce Li mengatakan, instalasi peranti PV yang dibangun di kampus-kampus Huawei memiliki total kapasitas hingga 19,35 MW dan mampu menghasilkan energi listrik hingga lebih besar dari 12 juta KWh di tahun 2020 lalu.
"Angka ini ekuivalen dengan terpangkasnya lebih dari 5.985 ton emisi CO2," katanya.
Huawei mengatakan, alat tersebut diharapkan dapat mendukung Green School Bali naik ke jenjang berikutnya, dalam upaya mereka berkontribusi menciptakan dunia yang inovatif dan semakin berkesinambungan.
Di tahun 2050, energi surya diharapkan bisa menjadi sumber pembangkit daya listrik nomor 1.
Huawei pun berharap agar hibah mereka terhadap Green School Bali ini bisa membawa manfaat bagi ratusan siswa berusia 3 sampai 18 tahun, wali murid, tenaga pendidik, hingga masyarakat secara keseluruhan.
(Gio/Ysl)
Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Advertisement