5 Pernyataan Menkes Budi soal Perkembangan Terkini Vaksinasi Covid-19

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memperkirakan penyuntikkan vaksin Covid-19 tembus 300 juta suntikan dosis pertama pada akhir 2021.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 26 Agu 2021, 11:05 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin didampingi Wakil Dirut APL Noer Indradjaja saat check in scan QR Code dengan aplikasi PeduliLindungi di Central Park Mall Jakarta Barat (22/8/2021). Aplikasi tersebut merupakan syarat untuk masuk ke Mal bagi pengunjung yang telah vaksin. (Liputan6.com/HO/Ading)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan perkembangan terkini terkait vaksin Covid-19 di Indonesia.

Disampaikan Menkes Budi, dirinya memperkirakan penyuntikkan vaksin Covid-19 tembus 300 juta suntikan dosis pertama pada akhir 2021.

Hal tersebut diperhitungkan dari laju kecepatan vaksinasi seiring dengan semakin banyak pasokan vaksin yang tersedia.

"Sekarang kami sedang berusaha keras, agar bisa menembus angka 50 juta suntikan (dosis 1) kedua, menjadi 100 juta suntikan di akhir Agustus 2021, yaitu sekitar tujuh minggu dari capaian pertama," ujar Budi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada Rabu, 25 Agustus 2021.

Selain itu, menurut Menkes Budi, ada rencana suntik vaksin Covid-19 ketiga atau booster bagi masyarakat umum pada awal 2022 mendatang.

Mulanya, dia menjelaskan alasan mengapa booster belum bisa diberikan saat ini. Hal itu karena masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan vaksin sama sekali.

Berikut sederet pernyataan perkembangan terkini Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin terkait vaksin Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


Ada 5 Provinsi dengan Vaksinasi Covid-19 Terendah

Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan usai menjalani vaksinasi COVID 19 dosis kedua di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/1/2021). Pemerintah mengharapkan per harinya 900 ribu hingga 1 juta masyarakat Indonesia dapat menerima vaksin. (Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden)

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memaparkan, terdapat lima provinsi di Tanah Air dengan tingkat vaksinasi Covid-19 terendah.

"Ada beberapa daerah yang masih agak tertinggal yaitu yang paling rendah adalah Lampung, Maluku Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, dan Papua," kata Budi saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu 25 Agustus 2021.

Budi berjanji, vaksinasi di lima provinsi tersebut akan dikejar agar tidak tertinggal.

"Itu daerah daerah yang akan kami kejar," papar dia.

Sementara terkait daerah dengan vaksinasi tertinggi, kata Budi, di antaranya adalah DKI Jakarta dan Bali. Bahkan untuk DKI Jakarta vaksinasi sudah mencapai angka 100 persen.

"Rata-rata nasional yang sudah divaksinasi adalah 28,17 persen, ada beberapa daerah yang memang memiliki pencapaian yang lebih tinggi, contoh Jakarta sudah lebih dari 100 persen, Bali juga sudah hampir capai 100 persen untuk dosis pertama, Kepulauan Riau juga di atas 60 persen, Yogyakarta dan sebagainya," papar Budi.

 


Vaksinasi Covid-19 Indonesia Tembus Angka 57 Juta Orang

Mengenakan atasan putih lengan pendek dan alat pelindung diri masker serta faceshield, Budi Gunadi Sadikin menerima suntikan vaksin COVID-19 Sinovac tahap pertama sekitar pukul 10.10 WIB. (Foto: Tangkapan Layar Yourube Setpres RI)

Budi menyampaikan, vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang telah menembus angka 57 juta orang sampai hari ini.

Dirinya menargetkan angka 100 juta orang tervaksinasi Covid-19 sampai akhir Agustus 2021 ini.

"Kita sekarang sedang berusaha keras agar kita bisa tembus angka 50 juta kedua menjadi 100 juta di akhir Agustus, yaitu sekitar 7 minggu," ucap dia.

 


Perkirakan Vaksinasi Cocid-19 Tembus 300 Juta Akhir 2021

Menkes Budi Gunadi Sadikin tentang pengadaan vaksin COVID-19. (Foto: jabarprov.go.id)

Budi memerkirakan vaksinasi Covid-19 tembus 300 juta suntikan dosis pertama pada akhir 2021.

Hal ini diperhitungkan dari laju kecepatan vaksinasi seiring dengan semakin banyak pasokan vaksin yang tersedia.

Program vaksinasi nasional sejak 13 Januari 2021 terus berjalan demi mengejar target 208 juta populasi Indonesia yang harus divaksinasi. Indonesia menembus angka 50 juta suntikan (dosis 1) pertama pada 8 Juli 2021.

"Sekarang kami sedang berusaha keras, agar bisa menembus angka 50 juta suntikan (dosis 1) kedua, menjadi 100 juta suntikan di akhir Agustus 2021, yaitu sekitar tujuh minggu dari capaian pertama," ujar Budi.

"Sehingga perkiraan kami di akhir tahun, mungkin bisa mencapai di angka sekitar 300 jutaan suntikan (dosis 1). Selanjutnya, bergerak di angka 400 juta, sesudah ditambah target anak-anak usia 12-17, yang mana kita bisa selesaikan sekitar Januari atau Februari 2022," sambung dia.

 


Baru 34 Persen Nakes Dapat Booster Vaksin Covid-19

Menkes Budi Gunadi Sadikin menandatangani formulir permintaan pengadaan vaksin COVID-19 gratis dari GAVI. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Kemenkes)

Budi kemudian menyatakan, baru ada 34 persen atau 450.000 tenaga kesehatan (nakes) yang menerima suntikan dosis ketiga atau booster vaksin Covid-19.

Menkes menyampaikan, bahwa daerah dengan penyuntikan booster vaksin Covid-19 tinggi adalah Bali (64 persen), Kepulauan Riau (52 persen), Kalimantan Tengah (49 persen), Kalimantan Barat (48 persen), serta Jawa Timur dan DKI Jakarta (masing-masing 45 persen).

"Sampai hari ini cukup cepat dalam dua minggu terakhir mengenai suntikan para nakes, sudah kurang lebih 34 persen SDM kesehatan atau hampir 450.000 saya lihat per tadi pagi sudah disuntik," ujar Budi.

Budi menjelaskan alasan pada saat awal-awal penyuntikan booster tidak dilakukan menyeluruh, penyebabnya ialah belum diketahui dampak suntikan dari jenis vaksin berbeda.

Diketahui, para nakes disuntik vaksin Sinocav pada saat suntikan dosis pertama dan kedua. Sementara untuk booster adalah jenis Moderna.

"Pada saat pertama kali kita belum bisa menerima full dari para nakes karena takut ada dampak, karena itu mixing. Sekarang penerimaannya sudah jauh lebih tinggi," terang Budi.

Sementara itu, bagi para nakes yang merasa tidak kuat dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) moderna, maka dapat memilih booster jenis sama, yakni Sinovac.

"Informasi bagi para bapak ibu para nakes yang suntik ketiganya tidak nyaman dengan platform berbeda, kita buka opsi suntik ketiga boosternya dengan platform yang sama," pungkasnya.

 


Masyarakat Bisa Vaksinasi Covid Ketiga Awal 2022, Namun Ada Skema Berbayar

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menghadiri acara Mata Najwa dalam sesi 'Beres-beres Kursi Menkes' pada 6 Januari 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Menkes Budi menyatakan ada rencana suntik vaksin Covid-19 ketiga atau booster bagi masyarakat umum pada awal 2022 mendatang.

Mulanya, Menkes menjelaskan alasan mengapa booster belum bisa diberikan saat ini. Hal itu karena masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan vaksin sama sekali.

Budi menyebut sampai kini baru 58 juta orang Indonesia yang mendapatkan suntikan pertama. Sementara dosis kedua baru disuntikkan kepada 30 juta orang.

"Dengan jumlah vaksin terbatas, itu lebih pas untuk kita berikan kesempatan ke teman-teman kita yang even belum dapat kesempatan suntik pertama," kata Budi.

Budi berharap suntikan ketiga bisa mulai dilakukan pada awal 2022. Namun dengan syarat, semua masyarakat sudah tervaksinasi tahap 1-2. Untuk itu pihaknya akan terus melakukan percepatan vaksinasi.

"Kalau kita semakin cepat, kita harap Januari bisa selesai semua, di awal tahun depan (2022) kita bisa suntik ketiga," jelas dia.


Total Vaksin Covid-19 dan Target Herd Immunity

Infografis Total Vaksin Covid-19 dan Target Herd Immunity. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya