Laba Merdeka Copper Gold Merosot 84,67 Persen pada Semester I 2021

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih pada semester I 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Agu 2021, 11:20 WIB
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatatkan pendapatan usaha USD 135,42 juta atau sekitar Rp 1,95 triliun (kurs Rp 14.427 per USD) pada semester I-2021. Raihan ini turun 31,89 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020 sebesar USD 198,81 juta.

Merujuk laporan keuangan Perseroan, ditulis Kamis (26/8/2021), pendapatan tersebut berasal dari penjualan emas, perak dan tembaga katoda ekspor senilai USD 119,62 juta. Pasangan untuk penjualan domestik menumbang USD 14,69 juta.

Serta pendapatan lain-lain sebesar USD 1,17 juta. Beban pokok pendapatan tercatat sebesar USD 107 juta. Sehingga diperoleh laba kotor USD 28,41 juta. Setelah dikurangi beban usaha, diperoleh laba usaha sebesar USD 15,4 juta.

Pada periode ini, Perseroan mencatatkan pendapatan keuangan USD 1,1 juta, naik signifikan dibandingkan semester I-2020 sebesar USD 136.800.

Dari raihan itu, setelah dikurangi beban keuangan dan lain-lain serta pajak penghasilan, Perseroan membukukan laba periode berjalan yang didistribusikan kepada entitas induk sebesar USD 5,87 juta atau Rp 84,66 miliar. Merosot 84,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 38,27 juta.

Dari sisi aset perseroan hingga 30 Juni 2021 tercatat sebesar USD 1,19 miliar atau naik 28,1 persen dibandingkan posisi 31 Desember 2020. Terdiri dari aset lancar senilai USD 457,33 juta dan aset tidak lancar USD 733,72 juta.

“Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pada pos kas dan bank sebesar USD 277,14 juta, piutang lain-lain sebesar USD 20,54 juta dan persediaan sebesar USD 21,2 juta,” ujar Direktur Perseroan, David Thomas Fowler dalam keterbukaan informasi, Kamis (26/8/2021).

Adapun penyebab perubahan tersebut secara keseluruhan terutama disebabkan oleh kenaikan kas di bank atas peningkatan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebesar 1.007.259.165 saham dengan jumlah Rp 2,44 triliun (ekuivalen USD 172,02 juta) dan penerbitan obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2021 sebesar Rp 1,5 triliun (ekuivalen USD 103,84 juta).

Kenaikan piutang lain-lain atas klaim asuransi terkait kerusakan material dan gangguan bisnis di proyek tambang Tujuh Bukit sebesar USD 20 juta, serta peningkatan jumlah persediaan yang sebagian besar dikarenakan normal produksi tembaga katoda per 2021.

“Ketiga hal ini mengakibatkan jumlah aset Perseroan mengalami kenaikan yang signifikan,” tulis David.

Sementara liabilitas Perseroan epr 30 Juni 2021 mengalami kenaikan 24,4 persen dengan total mencapai USD 455,06 juta. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pada pos utang obligasi bagian lancar sebesar USD 37,76 juta dan bagian tidak lancar sebesar USD 63,92 juta sehubungan dengan penerbitan obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2021 sebesar Rp 1,5 triliun (ekuivalen USD 103,83 juta).

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gerak Saham MDKA

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada perdagangan Kamis, 26 Agustus 2021 pukul 11.08 WIB, saham MDKA naik 0,37 persen ke posisi Rp 2.710 per saham. Saham MDKA dibuka turun 20 poin ke posisi Rp 2.680 per saham.

Saham MDKA berada di level tertinggi Rp 2.710 dan terendah Rp 2.650 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.107 kali dengan volume perdagangan 243.560. Nilai transaksi Rp 65,2 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya