Menyusul Tetebatu, Desa Nglanggeran Wakili Indonesia di Best Tourism Village UNWTO 2021

Pengumuman pemenang Best Tourism Village UNWTO 2021 akan diumumkan pada Oktober mendatang.

oleh Asnida Riani diperbarui 26 Agu 2021, 18:03 WIB
Atlet olahraga ekstrem Andi Ardi berjalan di atas tali di ketinggian 740 meter (2.427 kaki) di Gunung Nglanggeran di Yogyakarta (9/9/2019). Ardi melakukan aksi tersebut sebagai bagian dari kampanye pariwisata untuk mempromosikan tempat yang indah. (AFP Photo/Agung Supriyanto)

Liputan6.com, Jakarta - Menyusul Desa Tetebatu di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Desa Wisata Nglanggeran di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, terpilih mewakili Indonesia dalam ajang Best Tourism Village Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) 2021. "Saat ini kami masih proses melengkapi persyaratan," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Harry Sukmono, lapor Antara, Kamis (26/8/2021).

Harry menjelaskan, wilayah Nglanggeran memiliki berbagai keunikan, di antaranya Gunung Api Purba, embung, dan Kampung Pitu, kawasan yang hanya dihuni tujuh kepala keluarga. Belum lagi berbicara tentang perkebunan pengelolaan cokelat dari hulu sampai hilir oleh warga sekitar.

Sebelum ini, Desa Nglanggeran telah meraih sederet penghargaan, baik nasional maupun internasional, termasuk titel desa wisata berkelanjutan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama 12 desa wisata lain. Penerapan standar berkelanjutan berfokus kepada tiga aspek, yaitu sosial, lingkungan, dan ekonomi. 

Desa Wisata Nglanggeran juga merupakan salah satu situs dalam Gunung Sewu Global Geopark, cagar alam geologi, dan warisan geologi. Selain wisata edukasi, desa ini juga memiliki wisata petualangan, seperti trekking dan panjat tebing.

"Desa Wisata Nglanggeran merupakan desa terlengkap sebagai desa wisata, mulai dari sumber daya alam, budaya ada ikonik kampung pitu, serta budaya lain. Kegiatan masyarakat peternakan, pertanian, itu bisa jadi nilai ekonomi, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Harry.

Harry berharap Desa Wisata Nglanggeran mampu jadi terbaik, dan yang paling utama, sanggup mengangkat potensi lokal, juga meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. "Apapun hasilnya nanti, semoga hasilnya terbaik bagi semua," ucapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kandidat Lain

Desa Tetebatu, Masbagik, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). (dok. Instagram @canafotografia/https://www.instagram.com/p/B5ZAa4fAB8_/)

Kandidat lain yang mewakili Indonesia dalam perlombaan internasional itu adalah Desa Tetebatu di Kecamatan Masbagik, Lombok Timur, NTB. Berdasarkan keterangan pada Liputan6.com, bulan lalu, Penggagas dan Ketua Asosiasi Desa Wisata NTB Ahyak Aminudin mengatakan, kawasan Tetebatu pantas jadi wakil Indonesia dalam kompetisi pariwisata skala internasional tersebut.

Selain alamnya yang indah, Tetebatu menyimpan banyak sejarah. "Tetebatu dikenal pertama kali masyarakat dunia berkat salah seorang wisatawan asal Belanda tahun 1965. Bangunan tempat tinggalnya di Tetebatu jadi tonggak berdirinya puluhan homestay di sekitar desa penyangga," urainya.

"Pondok Soejono jadi motivasi pertama masyarakat desa mengembangkan Tetebatu jadi desa wisata. Tetebatu juga jadi pusat akomodasi wisatawan asing yang singgah di Lombok Timur. Kini bisa kita lihat kemajuan Tetebatu yang jadi motivator berdirinya puluhan desa wisata di sekitarnya," jelas Ahyak.


Best Tourism Village UNWTO

Desa Tetebatu, Masbagik, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). (dok. Instagram @jobbaman/https://www.instagram.com/p/CQ3Q2PTlOAL/)

Mengutip laman UNWTO, Best Tourism Village UNWTO 2021 merupakan "pencarian contoh terbaik dari desa-desa yang memanfaatkan kekuatan pariwisata untuk memberi kesempatan dan melindungi komunitas, tradisi, dan warisan lokal mereka." Identifikasinya mengambil pendekatan inovatif dan transformatif untuk pariwisata yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Dengan visi menjadikan pariwisata sebagai kekuatan positif untuk transformasi, pembangunan desa, dan kesejahteraan masyarakat, kompetisi ini bertujuan memaksimalkan kontribusi sektor pariwisata dalam mengurangi ketidaksetaraan regional dan memerangi depopulasi pedesaan.

Hal ini juga bermaksud memajukan peran pariwisata dalam menilai dan menjaga desa-desa wisata dengan lanskap, sistem pengetahuan, keanekaragaman hayati dan budaya, nilai-nilai dan kegiatan lokal, termasuk keahlian memasak.

Negara anggota UNWTO dapat mengajukan hingga tiga desa untuk dinilai oleh komite. Desa-desa terpilih akan diumumkan pada Oktober 2021, pada sesi ke-24 Majelis Umum UNWTO di Marrakesh, Maroko.


Infografis 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya