Jepang Laporkan Peserta Paralimpiade Pertama yang Jalani Perawatan COVID-19

Peserta paralimpiade Tokyo 2020 menjalani perawatan COVID-19 di rumah sakit.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 27 Agu 2021, 07:03 WIB
Lifter putri Indonesia, Ni Nengah Widiasih berhasil menyumbangkan medali pertama untuk Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020. (Instagram/paralympics).

Liputan6.com, Tokyo - Seorang peserta asing Paralimpiade di Jepang dirawat di rumah sakit dengan gejala COVID-19 yang tidak parah, lapor Kyodo News, Jumat (27/8), mengutip panitia penyelenggara Olimpiade.

Ini merupakan kasus rawat inap pertama Paralimpiade Tokyo 2020, yang dibuka pada Selasa (24/8).

Rumah sakit di Jepang yang merawat pasien COVID-19 biasanya menyediakan tempat tidur untuk orang yang menunjukkan gejala parah.

Pemerintah nasional dan pemerintah Metropolitan Tokyo telah mengimbau rumah sakit di ibu kota untuk menerima lebih banyak pasien COVID-19.

Kurang dari 10 persen pasien virus corona dirawat di rumah sakit di Tokyo, dan tingkat penerimaan yang rendah telah menambah frustrasi publik dengan tanggapan pemerintah terhadap COVID-19, hingga mengakibatkan rusaknya dukungan pemilih untuk Perdana Menteri Yoshihide Suga.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Status Darurat Diperpanjang

Bendera nasional Jepang dikibarkan saat lagu kebangsaan dinyanyikan pada awal upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020 di Olympic Stadium, Tokyo, Selasa (24/8/2021). Setelah ditunda selama setahun akibat pandemi Covid-19, Paralimpiade Tokyo 2020 akhirnya resmi dibuka. (Philip FONG/AFP)

Pemerintah Jepang pada Rabu (25/8) memutuskan untuk memperpanjang status darurat virus corona ke delapan wilayah lagi, sehari setelah upacara pembukaan Paralimpiade karena meningkatnya infeksi membuat rumah sakit berada di bawah tekanan.

Langkah itu datang dengan berakhirnya liburan sekolah musim panas dan para ahli infeksi terkemuka menyarankan untuk menunda dimulainya sekolah tatap muka untuk mengurangi risiko penularan.

Selengkapnya di sini...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya