Liputan6.com, Kabul - Evakuasi udara yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya di Afghanistan terus berlanjut. Warga lokal turut diangkut, seperti interpreter yang bekerja bersama staf luar negeri mereka.
Juru bicara Taliban Zahibullah Mujahid berkata tidak akan menghalangi warga yang ingin pergi dari ke luar negeri, kecuali yang tak punya dokumen valid.
Baca Juga
Advertisement
"Kami pernah bilang bahwa orang-orang yang tak punya dokumen-dokumen lengkap tidak diizinkan pergi," ujar Zahibullah kepada The New York Times, Rabu (25/8).
"Mereka butuh paspor dan visa untuk negara tujuan, dan mereka bisa pergi lewat udara. Bila dokumen-dokumen mereka valid, maka kita tidak akan bertanya apa yang mereka lakukan sebelumnya," katanya.
Meski demikian, Zahibullah menyayangkan evakuasi yang dilakukan negara-negara Barat ini. Ia menyebut Afghanistan butuh sumber daya manusia juga.
"Mereka (negara barat) seharusnya tidak ikut campur pada negara kita dan mengambil sumber daya manusia kita: dokter, profesor, dan orang-orang lain yang kita butuhkan di sini," ungkap Zahibullah.
"Di Amerika mereka mungkin jadi pencuci piring atau koki. Itu tidak manusiawi," tudingnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Proses Vetting
Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki telah menjelaskan bahwa warga dari Afghanistan yang masuk ke Amerika Serikat akan melalui proses vetting.
Hal itu seraya merespons ucapan mantan Presiden Donald Trump yang sempat mengkritik tak ada proses vetting yang proper bagi warga yang dibawa dari Afghanistan, sehingga bisa berisiko.
Jen Psaki juga berkata orang-orang yang dievakuasi itu juga adalah yang pernah bekerja membantu Amerika Serikat, seperti penerjemah.
Sementara, pihak Taliban hanya menyebut mengizinkan evakuasi bagi warga yang punya paspor dan visa. Padahal, BBC melaporkan ada juga warga yang ingin pergi via jalur darat menuju Pakistan.
Mereka kini kesulitan pergi karena tak memiliki dokumen.
Advertisement