Liputan6.com, Gresik Petani mangga di Desa Gedangan, Sidayu, Gresik berhasil menembus pasar Singapura. Dalam ekspor perdana itu, Pemkab Setempat mendorong agar petani setempat terus meningkat jumlah ekspor.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani saat melepas ekspor perdana di Balai Desa Gedangan Kecamatan Sidayu, Kamis (26/8/2021) mengapresiasi para pelaku UMKM yang terus berinovasi melihat peluang hingga bisa mengekspor mangga ke Singapura.
"Saya bersyukur, bahwa sektor pertanian sejauh ini masih kebal dari dampak COVID-19. Dan hari ini tembus pasar internasional, sebanyak 300 kilogram mangga jenis harum manis diekspor perdana," kata Gus Yani, panggilan akrabnya, saat melepas ekspor, dilansir dari Antara.
Baca Juga
Advertisement
Ia akan terus mendorong dan mengajak seluruh UMKM untuk berinovasi di tengah pandemi.
"Para UMKM harus berani mencoba pasar internasional. Konsepnya 3B, Bela, Beli dan Bagi," kata Gus Yani.
Kepala Kantor Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto mengatakan, UMKM telah menjadi penyangga dalam kondisi pandemi dan pihaknya berjanji akan terus memfasilitasi pelaku UMKM sampai kepada buyer atau pembeli.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
50 Ribu Per Kilogram
Menurutunya, UMKM mangga ini menjadi sokongan pertama saat pandemi COVID-19. "Dan ini merupakan ekspor perdana untuk mangga, namun yang ke 13 untuk komoditas lain dari beberapa UMKM di Gresik," katanya.
Bier menegaskan institusinya akan terus membantu proses ekspor produk UMKM Gresik. Selain Singapura, pasar internasonal lain yang menjadi bidikan adalah China.
Sementara itu, harga per kilo mangga asal Gresik yang diekspor sebesar 5 dolar Singapura atau setara Rp50 ribu dan dipotong biaya pengiriman Rp15 ribu per kilogram.
Advertisement