Liputan6.com, London - Penyebab kematian penyiar BBC Radio Newscastle Lisa Shaw yang meninggal dunia pada Mei lalu, akhirnya diungkap. Dilansir dari BBC, Jumat (27/8/2021), petugas koroner di Newscatle, Karen Dilks, mengungkap penyebabnya.
Baca Juga
Advertisement
"Lisa meninggal karena komplikasi vaksin Covid AstraZeneca," tuturnya. Ia menyebut wanita 44 tahun ini mengalami pembekuan darah di otak yang ia katakan sangat jarang terjadi.
Mendiang diduga mengalami thrombotic thrombocytopenia, kondisi yang menyebabkan pembengkakan dan pendarahan otak, yang dipicu oleh vaksin Covid-19 tersebut.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Vaksin Pertama April
Dr Tuomo Polvikosku, seorang konsultan neuro-pathologist yang memeriksa Lisa Shaw setelah kematiannya, mengatakan kondisi ini sangat mengejutkan. Apalagi Lisa tak punya riwayat masalah kesehatan, dan dalam kondisi sehat.
Senada dengan Karen Dilks, ia mengatakan bahwa secara garis waktu, kematian Lisa Shaw "kelihatannya paling mungkin" terpicu oleh vaksin.
Lisa Shaw sendiri meninggal dunia beberapa minggu setelah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca pada 29 April lalu. Tanggal 13 Mei, ia dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami sakit kepala selama berhari-hari.
Advertisement
Sakit Kepala Menusuk
Dr John Holmes yang merawat mendiang, mengatakan keluhan Lisa Shaw termasuk "sakit kepada yang parah seperti menghujam dan menusuk" di antara dahi dan belakang matanya.
Dalam tes yang dilakukan, ditemukan gumpalan darah di otak, dan pasien dipindahkan ke unit khusus neurologi.
Kondisi Memburuk
Dr Christopher Johnson mengatakan Lisa Shaw berada dalam kondisi sadar dan menerima obat untuk mengatasi gumpalan darah. Awalnya, perawatan ini terlihat sukses, tapi pada 16 Mei sore Lisa Shaw mengatakan sakit kepalanya makin parah. Ia juga mengalami kesulitan bicara.
Lisa langsung menjalani pemindaian, yang memperlihatkan pendarahan di otak. Kondisinya mulai menurun, dan dokter sempat mengangkat sebagian tengkorak untuk mengurangi tekanan di kepalanya.
Hanya saja kondisinya terus menurun dan ia meninggal dunia pada 21 Mei.
Advertisement
Kasus Langka
BBC melaporkan bahwa kondisi gumpalan darah di otak terbilang sangat langka. Dari 24,8 juta vaksinasi dosis pertama dan 23,9 juta dosis kedua AstraZeneca di Inggris, ada 417 kasus yang terjadi, dan 72 di antaranya meninggal dunia.
"Bagi sebagian besar orang, manfaat dari vaksin Covid-19 AstraZeneca tetap melebihi risikonya," kata Dr Alison Cave dari Agen Regulator Obat dan Perawatan Kesehatan.