Liputan6.com, Jakarta - Tren makeup Korean looks ternyata masih banyak peminat di Indonesia. Karakternya ditandai dengan palet warna lembut yang tidak mencolok. Biasanya didominasioleh warna merah muda hingga nude.
Melihat hal itu, BNB atau barenbliss memutuskan meluncurkan rangkaian produknya di Indonesia per Rabu, 25 Agustus 2021. Jenama asal Korea Selatan itu hadir mengusung konsep Beauty in Joy.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Susanti Kesara, Brand Director BNB, produk kosmetik yang ditawarkan diharapkan memberi kebahagiaan bagi konsumen di tengah pandemi yang mengharuskan untuk bekerja dari rumah. Produk ini diformulasi agar aman dan tidak membahayakan bagi kesehatan kulit.
Sekitar 100 bahan kosmetik yang disebut masuk daftar berbahaya, tidak digunakan. Di antaranya paraben, alkohol, minyak mineral, talc, dan sulfat. Ia juga mengklaim rangkaian produk kosmetik bisa tahan hingga 24 jam.
"Sebelum masuk di negara mana pun kita sudah search regulator. Jadi, sudah memiliki surat edar dari BPOM," ujar Susanti dalam Online Brand Launching – barenbliss (BNB).
Rangkaian produk yang dihadirkan terdiri dari Berry Makes Comfort Lip Matte, The Fortune Cookie Eyeshadow, Spark-tacular Party Blush On, dan Rich Girl in Area Highlighter. Di antara sederet produk, lip matte lah yang jadi andalan karena multifungsi. Konsumen bisa menggunakannya selain untuk pemulas bibir, juga untuk blush on dan dasar riasan mata.
"Di Korea juga direkomendasikan editor beberapa majalah, yakni dari GlowPick, Beauty+, dan Allure Korea," sambung dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aegyosal
Selain kandungannya, rangkaian produk kosmetik itu juga disukai karena beraroma berry yang segar. Pengaruh aroma tersebut juga dianggap bisa menenangkan.
Pengaplikasian produk ini tergolong mudah untuk dibaurkan. Hasilnya, riasan jadi tidak terlalu teal, terutama di bagian mata.
Kosmetik mata menjadi fokus BNB lantaran area itulah yang paling bisa ditonjolkan di masa pandemi. Salah satunya dengan meluncurkan tren aegyosal.
"Yaitu tren makeup yang memperbesar kantung mata agar memberikan kesan lebih segar dan muda," sambung Susanti.
Sementara, Jina Kim, pendiri label BNB, mendefinisikan makeup seperti sihir yang bisa membuat keajaiban dan memberikan perasaan bahagia. Ia sebelumnya menyatakan keyakinan bahwa pasar Indonesia masih menjanjikan untuk produk K-Beauty.
"Setelah melakukan riset pemasaran yang mendalam di negara-negara Asia, BNB menemukan fakta bahwa pengguna makeup lokal sangat tertarik dengan K-Beauty, tetapi cenderung bingung dengan pilihan terbaik di market," kata dia.
Advertisement
Perkembangan Makeup Korea di Tiongkok dan Amerika
Berbeda dengan Indonesia, sejumlah gerai kosmetik ternama di Amerika Serikat menunjukkan penurunan dukungan terhadap K-Beauty. Dilansir dari SCMP, beberapa waktu lalu, konglomerat kecantikan Korea Amorepacific menarik merek utama Innisfree dari Amerika Serikat (AS) dan China. Begitu pula dengan Sephora yang tidak lagi mempromosikan K-Beauty dengan semangat yang sama.
Kilau K-Beauty mulai memudar di masa krisis rudal Thaad, 2017 lalu. Tahun itu terjadi ketegangan atas penyebaran sistem rudal AS di semenanjung Korea menyebabkan China melarang warganya bepergian secara berkelompok ke Korea Selatan dan membatasi impor barang-barang Negeri Ginseng.
"Pada saat itu, pemerintah China mencoba memengaruhi persepsi konsumen, baik dari segi budaya maupun persepsi kualitas, berupaya mengurangi pengaruh selebritas Korea di China dengan melarang bintang K-Pop, dan menolak impor 19 produk kosmetik Korea berbasis pada masalah kontrol kualitas," kata Liz Flora, mantan kepala penelitian Asia untuk perusahaan intelijen L2.
Krisis ini berbuntut panjang bagi K-Beauty di China. Selama waktu pengunjung Tiongkok dilarang bepergian ke Korea, banyak yang mulai berbelanja di Pulau Hainan, tempat merek skincare Barat dan Jepang dijual bebas bea dengan harga lebih rendah.
Tren ini meningkat dengan kedatangan virus corona baru dan larangan perjalanan internasional selama hampir 14 bulan. Kemudian, fakta bahwa segala sesuatu yang pernah menjadikan K-beauty sebagai obsesi global "tidak lagi sesuai tren saat ini." (Gabriella Ajeng Larasati)
Sampah Produk Kecantikan
Advertisement