Liputan6.com, Jakarta Kafein adalah zat alami yang ditemukan dalam daun, biji, dan buah dari lebih dari 63 spesies tanaman di seluruh dunia. Produk-produk berkafein seperti teh, kopi, dan beberapa minuman bersoda dinikmati oleh banyak orang, bahkan ada yang mengonsumsinya secara secara teratur.
Kafein bertindak sebagai stimulan untuk menunda kelelahan sementara, yang juga dapat menyebabkan insomnia pada orang yang rentan. Kafein telah terbukti bertindak sebagai diuretik ringan, yang berarti membuat Anda menurunkan kadar air di dalam tubuh Anda.
Advertisement
Meskipun banyak penelitian ekstensif tentang kafein, ada banyak kesalahpahaman tentang komponen makanan ini. Berikut ini enam mitos paling umum tentang kafein seperti dihimpun dari TimesofIndia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Mitos: Efek kafein membuat ketagihan
Fakta: Anda pasti sudah sering mendengar orang mengatakan bahwa mereka kecanduan kafein. Kafein tidak membuat ketagihan menurut definisi yang diterima menurut para ahli. Ketika konsumsi kafein tiba-tiba dihentikan, beberapa individu mungkin mengalami sakit kepala, kelelahan dan kantuk.
Gejala-gejala ini biasanya berlangsung maksimal selama sehari dan dapat dikelola dengan mudah dengan mengurangi asupan kafein secara bertahap.
Advertisement
2. Mitos: Kafein meningkatkan risiko gagal jantung
Fakta: Beberapa penelitian skala besar telah menunjukkan bahwa konsumsi kafein tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan tidak memiliki efek negatif pada kolesterol atau detak jantung. Sedikit peningkatan tekanan darah telah dikaitkan dengan konsumsi kafein pada orang yang sensitif terhadapnya.
Bahkan, kenaikan tersebut mirip dengan yang dihasilkan dari aktivitas normal, seperti menaiki tangga. Namun, orang yang menderita tekanan darah tinggi harus berkonsultasi dengan dokter mereka tentang asupan kafein mereka.
3. Mitos: Kafein dapat menyebabkan kanker
Fakta: Ada cukup bukti ilmiah untuk membuktikan bahwa kafein tidak meningkatkan risiko kanker. Dua studi skala besar di Norwegia dan Hawaii, termasuk lebih dari 20.000 orang, tidak menemukan hubungan antara konsumsi kopi/teh secara teratur dan risiko kanker.
Advertisement
4. Mitos: Kafein dapat meningkatkan risiko osteoporosis
Fakta: Ada penelitian yang menunjukkan bahwa asupan kafein dapat meningkatkan kehilangan kalsium dalam urin. Namun, kehilangan apapun telah ditemukan minimal dan membatasi kafein tampaknya tidak mempengaruhi keseimbangan kalsium atau kepadatan tulang. Semakin banyak penelitian telah mengkonfirmasi bahwa asupan kafein bukanlah faktor risiko osteoporosis.
5. Mitos: Wanita yang mencoba untuk hamil dan wanita hamil tidak boleh mengonsumsi kafein
Fakta: Penelitian telah melihat secara dekat efek minuman yang mengandung kafein pada faktor reproduksi. Studi menunjukkan bahwa konsumsi kafein secara moderat aman untuk wanita hamil dan anaknya yang belum lahir.
Tidak ada bukti kuat untuk menemukan hubungan antara asupan kafein dan kemampuan untuk hamil. Dua penelitian besar yang dilakukan di Amerika Serikat tidak menemukan korelasi antara konsumsi kafein dan hasil kehamilan atau cacat lahir.Adalah bijaksana bagi wanita hamil untuk mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang (300mg atau kurang per hari).
Advertisement
6. Mitos: Kafein dapat berdampak buruk pada kesehatan anak-anak
Fakta: Tubuh anak-anak memiliki kemampuan yang sama dengan orang dewasa untuk memproses kafein. Penelitian telah menunjukkan bahwa makanan dan minuman yang mengandung kafein bila dikonsumsi dalam jumlah sedang tidak memiliki efek terdeteksi pada rentang perhatian anak-anak atau hipertensi.
Meskipun pada anak-anak yang sensitif, kafein dosis tinggi dapat menyebabkan efek sementara seperti iritabilitas, eksitabilitas, atau kecemasan.