GMF AeroAsia Bidik EBITDA Setara Rp 57,71 Miliar hingga Akhir 2021

GMF AeroAsia menjalankan sejumlah upaya penghematan dan peningkatan pendapatan untuk menjaga kelangsungan usaha di tengah kondisi pasar yang masih dinamis.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Agu 2021, 13:41 WIB
Teknisi melakukan perawatan pesawat di hanggar terbesar di dunia milik PT Garuda Maintenance Facility di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Pembangunan hanggar ini menelan biaya puluhan juta dolar AS.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) atau GMF AeroAsia membukukan pendapatan usaha sebesar USD 62,8 juta atau sekitar Rp 906,13 miliar (kurs Rp 14.428 per USD) pada kuartal pertama 2021.

Realisasi pendapatan itu turun dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kinerja pada kuartal I-2020 belum terdampak secara signifikan oleh pandemi COVID-19.

Pemulihan pada awal 2021 juga kembali terhambat akibat terjadinya peningkatan penyebaran kasus COVID-19. Baik di dalam maupun luar negeri, serta kembali diterapkannya beberapa kebijakan pembatasan.

Hal senada juga dilaporkan oleh IATA yang mengatakan, pemulihan aktivitas penerbangan kembali terhambat imbas dari kebijakan pembatasan perjalanan dan progress vaksinasi yang belum merata. Tren serupa juga dialami oleh customer afiliasi Perseroan, di mana blockhours dan frekuensi penerbangan kembali mengalami penurunan sejak Desember 2020.

Kondisi tersebut turut berimbas pada penurunan jumlah event maintenance pada segmen bisnis inti Perseroan. Menyikapi hal tersebut, GMF AeroAsia menjalankan sejumlah upaya penghematan dan peningkatan pendapatan untuk menjaga kelangsungan usaha di tengah kondisi pasar yang masih dinamis.

Seiring dengan penurunan aktivitas produksi dan inisiatif efisiensi yang secara agresif terus dijalankan, Perseroan berhasil memangkas beban usaha dari semula USD 139,7 juta pada kuartal-1 2020 menjadi USD 67,7 juta pada kuartal 1-2021, atau turun 52 persen secara year on year (YoY).

Direktur Utama GMF, Andi Fahrurrozi menuturkan, penurunan terbesar tampak pada beban subkontrak dan material yang dicapai melalui simplifikasi dan negosiasi dengan vendor, kerja sama pengadaan material dengan sejumlah customer, serta peningkatan kapabilitas in-house.

"GMF dapat menekan biaya subkontrak dan material secara optimal dengan mengurangi pengerjaan perawatan komponen oleh pihak ketiga, sekaligus memperoleh material secara lebih selektif, efektif, efisien, dan tetap comply terhadap aspek kualitas dan operasional,“ terang Andi dalam paparan publik, Jumat (27/8/2021).

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


EBITDA Perseroan

Teknisi melakukan perawatan pesawat di hanggar terbesar di dunia milik PT Garuda Maintenance Facility di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Pembangunan hanggar ini menelan biaya puluhan juta dolar AS.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perbaikan kinerja keuangan tercermin dalam perolehan earning before interest, tax, depreciation, amortization (EBITDA) Perseroan yang meningkat secara signifikan dari tahun sebelumnya.

Berbalik dari EBITDA negatif USD 28,2 juta pada kuartal I 2020 menjadi EBITDA positif senilai USD 2,6 juta pada kuartal I 2021. Perolehan ini sejalan dengan fokus Perseroan dalam melakukan pembenahan secara bertahap dan komprehensif lewat strategi-strategi pemulihan berkelanjutan.

Termasuk di antaranya melalui manajemen arus kas dan likuiditas, penyediaan jasa perawatan terkait COVID-19, seperti desinfeksi dan prolonged maintenance.

Serta penetrasi ke pasar yang tidak terdampak secara signifikan oleh pandemi seperti perawatan pesawat kargo dan passenger to freighter (preighter), pekerjaan redelivery ke lessor, perawatan pesawat private/business jets, industri pertahanan, dan perawatan industrial gas turbine engine.

"Kami menargetkan EBITDA positif sebesar USD 4 juta (sekitar Rp 57,71 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.429 per dolar AS) bilamana kondisi penanganan COVID-19 di Indonesia terus membaik,” ungkap Andi.

Gerak Saham GMFI

Saham GMFI naik 5,26 persen ke posisi Rp 80 pada penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat, 27 Agustus 2021. Saham GMFI dibuka turun satu poin ke posisi Rp 75 per saham. Saham GMFI berada di level tertinggi Rp 80 dan terendah Rp 75 per saham. Total frekuensi perdagangan 220 kali dengan volume perdagangan 43.264. Nilai transaksi Rp 336,5 juta.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya