Salim Segaf PKS: Bangsa Indonesia Tidak Maju karena Belum Merdeka

Salim Segaf Al Jufri berharap, Bangsa Indonesia ke depan dapat menerapkan demokrasi kerakyatan yang sesuai nilai-nilai Pancasila.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Agu 2021, 17:30 WIB
Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Al Jufri. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri menegaskan tujuan hadirnya negara adalah untuk memberikan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh Rakyat Indonesia. Menurutnya hal itu yang menjadi keinginan para pendiri bangsa sebagai cita-cita tertinggi.

"Inilah cita-cita tertinggi negara tertinggi Indonesia, hanya bisa diwujudkan jika bangsa negara kita merdeka, bersatu, berdaulat, ketiganya menjadi kondisi yang harus dipenuhi," kata Salim saat sampaikan orasinya saat webinar, Mimbar Demokrasi Kebangsaan F-PKS DPR RI, Jumat (27/8/2021).

Salim menjelaskan alasan penyebab sulitnya Bangsa Indonesia capai keadilan dan kemakmuran. Itu disebabkan demokrasi yang dianut kian melupakan nilai-nilai untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

"Jika ada pertanyaan reflektif kenapa bangsa kita tidak maju-maju? Atau sepertinya sulit mencapai kemakmuran? Secara sederhana kita bisa jawab karena kita belum merdeka, belum benar-benar bersatu, berdaulat itulah tantangan kita bersama," tegasnya.

"Demorkrasi kita baru menampakan wajah prosedural, itu pun banyak pengamat, akademisi, dan kalangan masyarakat sipil yang menilai akhir-akhir ini cendurung mengerah kepada otoritarianisme baru sehingga membuat indeks demokrasi Indonesia mengalami penurunan," jelasnya.

Padahal, Salim menyampaikan jika seharusnya demokrasi yang dijalankan Indonesia adalah sebagaimana tersematkan dalam butir ke empat pancasila yakni, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.

"Sehingga, berbicara demokrasi juga bukan hanya bicara soal politik, tetapi juga tentang ekonomi, sosial, budaya yang mampu mendatangkan serta mewujudkan kesejahteraan sosial. Bukan saja persamaan politik yang kita tuntut, akan tetapi juga persamaan ekonomi, sosial, budaya berupa kesejahteraan yang seadil- adilnya," jelasnya.

"Demokrasi kerakyatan juga bukan soal kemenangan suara, Bung Hatta mengingatkan kita bahwa kerakyatan yang dianut oleh bangsa Indonesia bukanlah kerakyatan yang mencari suara terbanyak saja. Tetapi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan," lanjutnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua


Bukan Demokrasi Liberl

Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf bertindak sebagai inspektur upacara dalam upacara peringatan Kemerdekaan ke-76 RI di halaman kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (17/8/2021).(Foto: Istimewa)

Oleh sebab itu, dia berharap Bangsa Indonesia ke depan dapat menerapkan demokrasi kerakyatan yang sesuai nilai-nilai Pancasila. Bukan malah ke arah liberal maupun otoriter yang jauh dari demokrasi kerakyataan

"Demokrasi kerakyatan bukan relasi menang kalah, bukan adu kuat, sehingga mencegah kekuasaan dikendalikan golongan mayoritas dan kekuasaan kekuatan minoritas elite politik dan pemodal. Karena, demokrasi kerakyatan adalah demokrasi yang berdiri tegak di atas orientasi etis daya rasionalistas dan kearifan untuk mencapai konsensus," jelasnya.

Reporter; Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya