Liputan6.com, Jakarta Indonesia kembali menambah koleksi medalinya di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Saptoyoga Purnomo yang tampil di cabang para atletik nomor lari 100 meter putra T32 sukses mempersembahkan perunggu setelah finis di posisi ketiga pada putaran final yang berlangsung, Jumat (27/8/2021).
Ini adalah medali kedua yang berhasil diraih kontingen Indonesia dari ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Sebelumnya, atlet para powerlifting putri Indonesia, Ni Nengah Widiasih juga sukses merebut perak.
Advertisement
Tampil di Olympic Stadium, Tokyo, Saptoyoga Purnomo, berada di lintasan 7. Sapto lolos ke putaran final setelah berhasil finis pertama di babak kualifikasi yang berlangsung, Jumat siang.
Pada babak penentuan, pelari Amerika Serikat, Nick Mayhugh langsung memimpin sejak awal lomba. Sementara Purnomo harus bersaing ketat dengan dua pelari RPC, Andrei Vdovin dan Chermen Kobesov.
Persaingan Ketat
Persaingan ketiga pelari ini berlangsung hingga garis akhir. Sementara Mayhugh akhirnya berhasil finis pertama dengan catatan waktu 10.95 detik dan menjadi catatan rekor dunia baru di nomor ini.
Andrei Vdovin berada di urutan kedua dengan catatan waktu 11.18 detik. Sementara Purnomo akhirnya bisa bernapas lega setelah dinyatakan berada di peringkat ketiga dengan catatan waktu 11.31 detik. Purnomo hanya terpaut 0,01 detik dari saingan terdekatnya Kobesov yang harus puas di posisi ke-4.
Advertisement
Siapa Saptoyoga?
Sebelumnya, pada heat pertama nomor 100 meter putra kategori T37 Sapto berhasil mengukir catatan waktu tercepat, yakni 11.33. Saptoyoga unggul tipis dari Andrei Vdovin (RPC) dengan catatan waktu 11.34 detik. Disusul di tempat ketiga atlet Brasil Christian Gabriel Luiz da Costa.
Menurut penjelasan resmi IPC atau Komite Paralimpiade Internasional mengenai klasifikasi atlet untuk para atletik, seperti dilansir dari situs resminya, kategori T37 diperuntukkan bagi atlet yang mengalami hipertonia sedang, ataksia, atau athetosis pada separuh tubuh. Sisi tubuh yang lain mungkin sedikit terpengaruh tetapi selalu menunjukkan kemampuan fungsional yang baik dalam berlari.
Saptoyoga, merupakan atlet disabilitas asal Purwokerto. Pada Paralimpiade Tokyo 2020, pria kelahiran 17 September 1998 itu tampil di dunia nomor, termasuk para lari 200 meter putra kategori T37. Saptoyoga mulai menggeluti cabang olahraga para lari sejak usia 16 tahun. Dia kini ditangani oleh tiga pelatih asal Indonesia, yakni Slamet Widodo dan Purwo Adi Sanyoto. "Semuanya bermula dari sekolah. Saya berkompetisi di level kota dan provinsi," ujar Saptoyoga seperti dilansir dari situs Paralimpiade.
"Kemudian saya bertemu dengan seseorang yang memperhatikan kekurangan saya dan menyarankan agar saya bergabung dengan kamp pelatihan National Paralympic Committee [NPC] Indonesia."
Tampil di Dua Nomor
Saptoyoga sudah tampil di sejumlah ajang bergengsi. Pada Asian Para Games 2018 lalu, Sapto berhasil menyabet dua emas dari nomor andalannya 100 meter dan 200 meter T37.
Sementara pada kejuaraan dunia yang berlangsung di Dubai pada 2019 lalu, dia finis ketiga untuk kategori 100 meter T37. Saat itu dia menorehkan catatan waktu 11.47 detik. Sementar di nomor 200 meter, Saptoyoga finis ketujuh dengan catatan waktu 23,53 detik.
Pada Paralimpiade Tokyo 2020, Saptoyoga masih akan tampil di nomor 200 meter putra T37.
Advertisement