Liputan6.com, Langkat Ancaman terbesar yang dihadapi orangutan saat ini adalah kehilangan habitat. Hal ini dikatakan oleh Pendiri Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center (YOSL-OIC) Panut Hadisiswoyo.
"Ancaman terbesar orangutan adalah hilangnya habitat mereka," kata Panut saat memberi materi pada pelatihan jurnalistik lingkungan yang digelar Sumatera Tropical Forest Journalism di Explore Sumatera Sei Bingai, Langkat, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (27/8/2021).
Padahal, lanjut Panut, masa depan orangutan, satwa endemik berstatus Critically Endangered atau kritis itu sangat memengaruhi masa depan umat manusia. Begitupun sebaliknya.
Baca Juga
Advertisement
Pada kesempatan itu, Panut memaparkan peta yang memperlihatkan penyusutan habitat orangutan dari waktu ke waktu. Melihat berbagai faktor, Panut pesimis habitat orangutan mampu bertambah secara signifikan. Di sisi lain, invasi manusia terus berkembang.
"Melihat itu, saya sering bilang peningkatkan habitat itu tidak mungkin, tapi kerusakan sudah pasti," sebutnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Perubahan Habitat
Panut menuturkan pengalamannya saat mendapati sejumlah individu orangutan sumatera (Pongo abelii) di luar dataran rendah. Selama ini, orangutan biasa hidup di dataran yang berada di bawah 500 meter dari permukaan laut.
"Akan tetapi, terdapat jenis orangutan yang juga hidup di tempat yang lebih tinggi. Seperti orangutan tapanuli atau Pongo tapanuliensis" sebutnya.
Namun, sebut Panut, orangutan sumatera saat ini kebanyakan tinggal di dataran rendah. Penemuan Panut itu mengisyaratkan adanya migrasi orangutan ke tempat yang lebih tinggi.
"Bisa saja lama-lama orangutan nanti sampai hidup di dataran tinggi, karena habitatnya di dataran rendah sudah habis," Panut menandaskan.
Advertisement