Wall Street Kompak Melambung Setelah The Fed Persiapkan Pasar Hadapi Tapering

Pelaku pasar merespons positif pidato Ketua The Fed Jerome Powell sehingga angkat wall street jelang akhir pekan.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Agu 2021, 09:50 WIB
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 27 Agustus 2021. Wall street yang naik tersebut didorong Ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mempersiapkan pasar menyusul langkah bank sentral AS atau the Fed untuk menarik kembali sejumlah stimulus moneter.

Salah satu akan mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan USD 120 miliar pada 2021. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 242,68 poin atau 0,6 persen ke posisi 35.455,80.

Indeks S&P 500 naik 0,8 persen ke posisi 4.509,37. Indeks Nasdaq menguat 1,2 persen, dan mencapai rekor baru selama sesi perdagangan ke posisi 15.129,50.

Pada pekan ini, tiga indeks saham acuan berada di zona hijau. Indeks Dow Jones menguat 0,9 persen. Indeks S&P 500 bertambah 1,5 persen dan indeks Nasdaq menguat 2,8 persen.

Imbal hasil surat berharga bertenor 10 tahun menguat saat pidato Powell, kemudian sedikit mereda setelah pernyataan Powell. Hal itu seiring dia menjelaskan kenaikan suku bunga tidak segera menyusul setelah tapering atau pengurangan stimulus selesai.

“Waktu dan kecepatan pengurangan pembelian aset yang akan datang tidak akan dimaksudkan untuk membawa sinyal langsung mengenai waktu kenaikan suku bunga. Kami telah mengartikulasikan tes yang berbeda dan secara substansial lebih ketat,” ujar Powell dilansir dari CNBC, Sabtu (28/8/2021).

Powell juga menuturkan, inflasi kuat di sekitar tingkat target dua persen bank sentral, salah satu tujuan dari mandat ganda the Fed. Namun, ia memiliki “banyak hal yang harus dicakup” untuk mencapai tujuan lain dari pekerjaan maksimal meski ada “kemajuan yang jelas” ke arah itu.

The Fed telah menggunakan istilah “kemajuan lebih lanjut yang substansial” sebagai patokan kapan akan mulai mengetatkan kebijakan.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Respons Terkait Pidato Powell

Gubernur BI Perry Warjiyo berdiskusi dengan Ketua Dewan Pengurus Bank Sentral AS (Chairman of the Federal Reserve), Jerome Powell, di sela-sela pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia, di Bali (13/10/2018). (Ilyas/Liputan6.com)

Berdasarkan pernyataan dari pejabat bank sentral lainnya, pengumuman tapering bisa datang segera setelah pertemuan the Fed pada 21-22 September 2021.

Reaksi pasar keuangan pada Jumat, 27 Agustus 2021, adalah tanda bank sentral telah berhasil mempersiapkan investor sejauh ini untuk mengurangi pembelian. Selain itu, menghindari “taper tantrum” seperti yang mengguncang pasar untuk sementara pada akhir tahun.

“Pasar tampak lega the Fed tidak berencana untuk menaikkan suku bunga segera,” ujar Chief Investment Strategist for the US SDPR Business State Street Global Advisors, Michael Arone.

Ia menuturkan, kenaikan suku bunga masih jauh dan investor senang tentang itu. “Saya pikir Powell pantas mendapatkan pujian karena menavigasi pengurangan aset, menghindari amukan. Pasar tampaknya sudah siap untuk memulai tapering,” ujar dia.

Pendiri Vital Knowledge, Adam Crisafulli menuturkan, pidato juga mengisyaratkan the Fed hampir tidak gugup tentang harga seperti beberapa di pasar dan Washington.

“Powell menghabiskan sebagian besar pidatonya untuk mendorong kembali kekhawatiran inflasi. Mendorong kenaikan suku bunga, memberi tahu pasar ambang kenaikan suku bunga jauh lebih tinggi dari pada pengurangan,” ujar dia.

Chief Investment Officer for Cornerstone Wealth, Cliff Hodge mencatat Powell tetap teguh dalam pandangan the Fed kalau peningkatan inflasi bersifat sementara.

Meski pun Departemen Perdagangan AS sebelumnya melaporkan peningkatan pengeluaran konsumsi pribadi terbesar dari tahun ke tahun sejak 1991. Indeks PCE naik 4,2 persen pada Juli 2021, dan 0,4 persen dari bulan sebelumnya.

“Dia berhasil menjelaskan pengurangan kemungkinan akan dimulai tahun ini, sambil memperkuat gagasan bahwa pengurangan tidak berarti pengetatan,” ujar Hodge.

Hodge menambahkan, pihaknya percaya September akan menghasilkan lonjakan jumlah pekerjaan dan mengatur untuk pengumuman resmi pengurangan stimulus pada pertemuan FOMC September.


Gerak Saham di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Saham energi memimpin kenaikan indeks S&P 500 setelah paling terpukul pada Kamis pekan ini. Saham Occidental Petroleum naik 6,9 persen, Cimarex Energy menguat 6,5 persen dan APA Corp bertambah 5,9 persen.

Produsen mobil mendapat dorongan dengan Ford dan General Motors masing-masing naik tiga persen dan dua persen. Saham perjalanan termasuk maskapai, jalur pelayaran dan hotel juga naik. Saham ETF Invesco Dynamic Leisure dan Entertainment naik 2,27 persen.

Saham Workday melonjak 9,1 persen setelah melaporkan pendapatan yang kuat saat ini dan pendapatan berlangganan melonjak 23 persen dari tahun lalu. Sementara itu, saham Peloton turun setelah hasil keuangan kuartal IV perusahaan peralatan olahraga itu meleset dari perkiraan wall street. Saham Peloton susut 8,5 persen.

Indeks berada di jalur untuk mengakhiri bulan lebih tinggi. Indeks Dow Jones naik 1,4 persen pada Agustus 2021. Indeks S&P 500 mendaki 2,6 persen dan indeks Nasdaq naik 3,1 persen sepanjang Agustus 2021.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya