Liputan6.com, Yogyakarta - Banyaknya pelajar SMA yang ditangkap karena ikut ikutan demo omnibus law membuat mahasiswa UGM membuka kelas khusus politik di sekolah kepada pelajar SMA di Semarang.
Elivia Yestiana dan Hanif Jati Pambudi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol), Puspa Sukmawati Putri dari Fakultas Hukum (FH) membuka kelas cakap politik karena banyak pelajar SMA yang ikut demo saat itu karena ikut-ikutan teman atau dari hasil broadcast message yang beredar.
Hanif mengatakan Kelas Cakap Politik ini berisi sesi materi terdiri atas 4 kelas dan 2 aksi politik. Beberapa materi yang disampaikan yakni, Mengapa Anak Muda Harus Paham Politik, Politik Anak Muda, Politik 5.0, dan How to reach a millennial student as a smart politician.
Baca Juga
Advertisement
“Adapun aksi politik berisi kegiatan menyuarakan isu terkini dengan cara yang kreatif dan inovatif,”katanya dalam rilis yang dikirim ke wartawan, Kamis (26/8/2021).
Hanif mengatakan program ini cukup memuaskan, terbukti kegiatan ini diikuti oleh 50 siswa dan 5 guru dari SMAN 2 Semarang. Hasilnya mereka membuat 7 aksi politik berupa karya kreatif di Instagram sebagai aksi kampanye yang mengangkat berbagai isu politik, seperti kebijakan vaksin, kebijakan kesetaraan gender, hingga isu tentang kebebasan berpendapat.
Melihat kondisi ini maka kelas ini tetap akan berlangsung dengan adanya Kader Cakap Politik.
“Kader Cakap Politik ini berisi siswa dan dibimbing oleh guru dan terintegrasi dengan ekstrakurikuler sehingga ke depan Kelas Cakap Politik akan tetap eksis meskipun sudah tidak diisi oleh mahasiswa UGM,”ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Edukasi Politik untuk Pelajar
Elivia Yestiana berharap kelas cakap politik ini dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan baru bagi pelajar soal politik. Nantinya tidak ada lagi pelajar yang ikut aksi karena ikut-ikutan tanpa memiliki pengetahuan.
“Kita ingin berusaha memberdayakan pelajar SMA dengan cara mengedukasi mereka dengan membuat program Kelas Cakap Politik ini,” ujarnya
Guru SMA Negeri 2 Semarang, Liliek Handoko mengakui saat itu para pelajar yang ikut aksi menolak RUU Cipta Kerja tidak mengetahui tujuan dari demo yang diikuti. Melalui kelas cakap politik ini sangat efektif dalam menjelaskan materi soal politik praktis.
“Belum ada materi (di buku sekolah) yang membahas bagaimana menanggapi isu politik praktis,”katanya.
Advertisement