Sinyal Dovish The Fed Bakal Kerek Emas ke Level USD 1.830 per Ounce?

Harga emas langsung mengalami kenaikan setelah pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole Economic Policy Symposium.

oleh Andina Librianty diperbarui 30 Agu 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan dovish Ketua The Fed, Jerome Powell, memicu reli emas. Harga emas langsung mengalami kenaikan setelah pidato Powell di Jackson Hole Economic Policy Symposium.

Power terdengar lebih berhati-hati daripada pejabat The Fed lain ketika berbicara tentang tapering. Ia menyatakan bahwa bank sentral dapat mulai mengurangi USD 120 miliar dalam pembelian obligasi bulanan pada tahun ini.

"Pada pertemuan FOMC Juli baru-baru ini, saya berpandangan seperti kebanyakan peserta, bahwa jika ekonomi berkembang secara luas seperti yang diantisipasi, mungkin tepat untuk mulai mengurangi laju pembelian aset tahun ini," kat Powell.

"Saat ini, saya percaya bahwa kebijakan berada pada posisi yang baik. Pandangan saya adalah tes 'kemajuan lebih lanjut yang substansial' telah dipenuhi untuk inflasi. Ada kemajuan yang jelas menuju lapangan kerja maksimum," sambungnya.

Menurut ahli strategi pasar senior RJO Futures, Frank Cholly, pasar emas tidak kecewa dengan pernyataan Powell.

"Sama seperti pasar ekuitas, pasar emas suka melihat kelanjutan easy money. Saya berharap bahwa di beberapa titik, kita akan mulai menormalkan suku bunga, dan emas akan bersedia menerimanya pada saat itu. Saat ini, emas sebagian besar masih berada di kisaran tersebut, kita berada di puncak kisarannya," kata Frank, dikutip dari Kitco pada Senin (30/8/2021).

Frank mengatakan bahwa aksi harga pekan ini akan memberi tahu investor, apakah komentar Powell cukup untuk mengeluarkan emas dari kisaran perdagangan USD 1.780-1.810, yang telah macet baru-baru ini.

"Sampai emas mampu menembus dan mendapatkan USD 1.820-25, saya tidak yakin bahwa itu tidak jatuh kembali ke USD 1.750-1.720 korea aksi jual tajam yang kita alami pada awal Agustus," tutur Frank.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pemulihan

Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurutnya, logam mulia mengalami pemulihan yang baik dan saat ini sedang menunggu beberapa arah. "Apakah pernyataan Powel cukup untuk membuat kita (emas) di atas USD 1.820," sambungnya.

Pasar emas akan memperhatikan bagaimana dolar AS diperdagangkan pada pekan depan. Hal ini terutama setelah aksi jual cepat pada Jumat lalu, yang membantu mendorong harga emas lebih tinggi.

Frank menyatakan tidak akan terkejut jika melihat kemunduran emas pada level ini, terkait dengan pertemuan kebijakan moneter The Fed pada September, yang kemungkinan tapering akan kembali menjadi pusat perhatian.

Dalam pernyataannya di Jackson Hole, Powell juga menunjukkan bahwa persyaratan untuk menaikkan suku bunga jauh lebih ketat daripada untuk mengurangi pembelian obligasi. Kepala strategi global TD Securities, Bart Melek, mengatakan jika suku bunga dipertahankan lebih rendah lebih lama, maka ini akan menguntungkan bagi emas.

Melek pun bullish mengenai emas pada pekan depan. Ia memperkirakan harga emas akan mencapai level USD 1.830 per ounce.

"Pasar mengharapkan pernyataan tapering di Jackson Hole. Dan tidak ada. Emas bisa bergerak lebih tinggi. Saat ekonomi pulih, tapering adalah satu hal, tapi itu tidak berarti The Fed akan menaikkan suku bunga," ungkap Melek.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya