Kapuas Prima Coal Raup Laba Bersih Rp 89,5 Miliar pada Semester I 2021

PT Kapuas Prima Coal Tbk mencatat penjualan sebesar Rp 499,9 miliar. Realisasi penjualan itu naik 65,9 persen dibandingkan periode semester I 2020

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Agu 2021, 19:31 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), emiten produsen base metal di Indonesia mencatat kinerja positif baik pendapatan dan laba bersih pada semester I 2021. Hal itu didorong dari tren penguatan harga komoditas yang terus berlanjut.

PT Kapuas Prima Coal Tbk mencatat penjualan sebesar Rp 499,9 miliar. Realisasi penjualan itu naik 65,9 persen dibandingkan periode semester I 2020 sebesar Rp 301,4 miliar. Kontribusi penjualan hingga Juni 2021 antara lain dari konsentrat seng mencapai Rp 230,4 miliar. Jumlah itu naik 57,7 persen dari periode sama 2020 sebesar Rp 146 miliar.

Disusul penjualan  komoditas perak sebesar Rp 92,5 miliar dan timbal sebesar Rp 85,9 miliar.

Selain itu, perseroan memperoleh tambahan penjualan dari konsentrat besi sebesar Rp 68,4 miliar pada semester I 2021. Sedangkan penjualan komoditas bijih besi meningkat 205,8 persen atau mencapai Rp 22,6 miliar.

Perseroan mencatat laba bersih naik 118,8 persen menjadi Rp 89,5 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 40,9 miliar. Dengan demikian laba bersih per saham tercatat Rp 3,57 pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,66.

Total liabilitas tercatat naik menjadi Rp 1,53 triliun pada 30 Juni 2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 580,68 miliar. Total ekuitas naik dari Rp 809,76 miliar pada Desember 2020 menjadi Rp 899,28 miliar pada 30 Juni 2021.

Aset perseroan naik menjadi Rp 2,43 triliun pada 30 Juni 2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 1,39 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 924,48 miliar pada 30 Juni 2021 dari periode 31 Desember 2020 sebesar Rp 74,70 miliar.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Didukung Harga Komoditas

Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Direktur ZINC, Evelyne Kioe menuturkan, pencapaian kinerja semester I 2021 tidak lepas dari peningkatan harga komoditas dan permintaan untuk komoditas bijih besih, dan logam dasar terutama untuk konsentrat timbal dan seng dari berbagai negara.

Selain itu, pencapaian kinerja juga didukung dari hasil peningkatan kapasitas dan kualitas produk yang terus dilakukan oleh perseroan untuk mencapai target kinerja 2021.

Di sisi lain, Evelyne menambahkan saat ini Perseroan terus meningkatkan produksi serta penambangan untuk mencapai target kinerja di akhir tahun 2021.

ZINC menetapkan target penjualan untuk akhir tahun 2021 bisa mencapai Rp1,2 - Rp1,5 triliun. Seiring dengan upaya meningkatkan produksi, Perseroan juga terus menambah jumlah alat berat serta mengembangkan infrastruktur untuk penambangan bawah tanah.

“Karena kami melakukan penambangan di bawah tanah, kami akan terus memperluas dan memperpanjang jaringan bawah tanah untuk mendapatkan ore deposit yang ditargetkan,” ujar dia, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (28/8/2021).

Ia menambahkan, sejalan dengan langkah-langkah yang dijalankan tersebut, perseroan optimistis dapat mempertahankan kinerja positif pada akhir tahun ini.


Gerak Saham ZINC

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan Jumat, 27 Agustus 2021, saham ZINC turun 1,53 persen ke posisi Rp 129 per saham. Saham ZINC dibuka stagnan Rp 131 per saham.

Saham ZINC berada di level tertinggi Rp 133 dan terendah Rp 128 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.093 kali dengan volume perdagangan 4.668.234. Nilai transaksi Rp 60,9 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya