Liputan6.com, Jakarta - Terkait dampak setelah vaksinasi COVID-19, Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) mencatat, 60 persen laporan dipicu dari kecemasan. Masyarakat masih ada yang ragu dengan khasiat vaksin.
Ketua Komnas KIPI Hinky Hindra Irawan Satari kembali menegaskan, semua vaksin COVID-19 yang dipakai di Indonesia telah diuji kualitas dan khasiatnya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Baca Juga
Advertisement
"Memang ada laporan tentang dampak setelah vaksinasi. Hanya saja, data di Komnas KIPI menunjukkan, sebagian atau 60 persen laporan tersebut hanya dipicu dari kecemasan," ungkap Hindra dalam webinar Perkembangan Terkini Vaksin COVID-19 di Indonesia pada Sabtu, 28 Agustus 2021.
Vaksinasi juga bukan hal baru di Indonesia. Pengetahuan soal itu terus berkembang, termasuk penanganan efek samping KIPI.
Contohnya, di masa lalu dianjurkan menyediakan penurun demam sebelum vaksinasi. Di masa sekarang, anjuran direvisi menjadi hanya jika ada gejala.
"Jadi, kalau tidak ada gejala, sebaiknya jangan diberi pereda," terang Hindra.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Tidak Perlu Menunggu Merek Vaksin COVID-19 Tertentu
Ketua Tim Advokasi Vaksinasi COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB ID) Iris Rengganis menambahkan, sejak lama telah dikenal berbagai vaksin. Beberapa jenis vaksin harus diulang secara berkala karena mutasi virus terus berlangsung.
Akibatnya, diperlukan vaksin baru yang lebih manjur. Hal itu termasuk terjadi pada influenza. Iris mengajak tenaga kesehatan untuk senantiasa mendorong program vaksinasi.
"Saat ini, seluruh vaksin COVID-19 yang beredar telah diuji keamanannya. Karena itu, tidak perlu menunggu merek tertentu, sehingga menunda vaksinasi," tambah Iris melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.
Menyikapi masih ada masyarakat yang enggan divaksin, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Soedjatmiko menekankan, jangan menunggu terpapar, baru menyadari bahaya COVID-19 dan pentingnya vaksinasi.
"Jangan sampai menyesal kalau kena COVID-19, masuk ICU atau meninggal. Ekonomi dan masa depan keluarga yang ditinggalkan akan parah, kita masih pandemi," ucapnya.
Advertisement