Liputan6.com, Sikka - Warga binaan Rutan Kelas IIB Maumere berhasil menyulap lahan tidur menjadi kebun yang bernilai ekonomis tinggi. Dari lahan perkebunan itu, selain sebagai sumber pemasukan, juga menjadi tempat belajar para warga binaan agar setelah bebas bisa berkebun dan berpenghasilan sendiri.
Awalnya ada hahan kosong seluas 1 hektare lebih di area Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas 2B Maumere. Selama ini lahan tersebut hanya dibiarkan begitu saja, kini dimanfatkan secara optimal menjadi kebun hortikultura.
Baca Juga
Advertisement
Sejumlah tanaman holtikultura ditanam dilokasi ini. Bedeng-bedeng tanah yang telah diolah para warga binaan yang menjalani masa asimilasi, tampak dipenuhi dengan aneka tanaman hortikultura seperti cabai besar, sayur kol, sawi, terung, pisang serta pare.
Aneka tanaman hortikultura yang tumbuh subur menghijau dari balik tembok penjara ini merupakan buah kerja keras yang dilakoni oleh 12 orang warga binaan yang memasuki masa asimilasi.
Kepala Rutan Kelas 2 B Maumere, Antonius Semuki kepada Liputan6.com, Sabtu (28/8/2021) mengatakan, pihaknya sangat mendukung mengubah lahan tidur menjadi kebun sayu-sayuran yang bernilai ekonomi tinggi.
"Kami memaksimalkan lahan yang ada dengan membuka kebun hortikultura. Kebun ini dirintisnya sejak bulan Januari dan aktif menanam pada bulan April 2021," ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan selama 4 bulan terakhir ini, sudah belasan kali panen dan meraup keuntungan jutaan rupiah. Rencananya ke depan, lahan di bagian belakang Rutan, akan dipergunakan untuk menanam tanaman kacang hijau.
Lanjutnya, setiap warga binaan yang mendapatkan hak asimilasi, dipekerjakan di kebun tersebut sebagai bentuk pembinaan dan juga pembelajaran bagi mereka ketika berada di tengah masyarakat nanti.
Setiap harinya, sebanyak 12 warga binaan mengolah lahan ini dari pembersihan, penanaman, perawatan sampai dengan panen.
"Hasil yang diperoleh dari usaha pertanian ini akan diberikan kepada para pekerja sebesar 50 persen dan 50 untuk kegiatan operasional untuk kelanjutan kebun hortikultura ini," ungkap Antonius Semuki.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tempat Belajar
Antonius menambahkan, selain kebun, sapi-sapi yang saat ini diternak di kebun milik Rutan Maumere di Magepanda, juga akan ditarik untuk melakukan penggemukan di dalam area Rutan.
Salah seorang warga binaan yang tengah menjalani masa asimilasi, Simon Soda mengaku sengang dengan dibukanya lahan pertanian holtikultura oleh Rutan Kelas IIB Maumere untuk menanam berbagai macam tanaman sayuran.
Dikatakannya ia merasa terhibur bahkan merasa berada dirumahnya dan menjalankan pekerjaan sebagai seorang petani.
"Saya merasa sengang bekerja seperti ini, daripada kita berada didalam rutan semua badan terasa sakit. Saya bangga bisa bekerja menanam sayur walaupun masih menjalankan masah asimilasi," ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dirinya berprofesi sebagai petani tetapi tidak pernah tahu menanam sayuran secara baik, dari pengolahan lahan sampai penanaman, saat asimilasi ini, saya belajar banyak untuk bertani sayur.
Sementara itu, Pembina Pertanian Rutan Kelas 2 B Maumere, Kelvin Masu mengatakan, jenis sayur yang ditanam bermacam-macam yakni kangkung, sawi, jagung, cabai, kacang-kacangan, dan tanaman lainnya.
"Mereka warga binaan mulai bekerja dari jam setengah 8 dan akan berakhir pada jam 6 sore. Setelah itu mereka akan masuk kembali ke dalam Rutan," ungkap Kelvin Masu.
Baca Juga
Indonesia Darurat Korupsi, Proyek Air Bersih di Kabupaten Sikka NTT Disikat Juga, 3 Orang Jadi Tersangka
Survei LSI di Kabupaten Sikka: Juventus-Simon 36,4%, Suitbertus-Ray 24,4%, Diogo-Wodon 13,9%, Mekeng-Alfridus 6,1%
Masyarakat Adat NTT Gelar Ritual Sakral 'Tito Bado Odong Gahu' Minta Perlindungan Leluhur dari Amuk Murka Gunung Lewotobi
Advertisement