Liputan6.com, Jakarta - Clubhouse baru saja resmi meluncurkan fitur baru bernama audio spasial. Lewat fitur ini, Clubhouse menghadirkan pengalaman mendengarkan audio yang terasa lebih hidup dan dekat, sehingga para pengguna seolah berada dalam percakapan langsung.
Dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (30/8/2021), fitur ini meniru cara manusia menangkap dan memproses suara ketika berada di ruang yang sama.
Jadi, Clubhouse mengatur jarak masing-masing speaker di headphone bluetooth, earphone, maupun sistem stereo dalam mobil.
Untuk menciptakan pengalaman audio spasial ini, langkah pertama yang dilakukan software Clubhouse adalah menetapkan secara merata posisi setiap pembicara dalam sebuah room agar pengalaman yang dihasilkan lebih optimal.
Kemudian software ini mengaktifkan HRTF dan beberapa pemroses suara tambahan untuk tiap suara agar suara dari pembicara terdengar seakan-akan data dari satu posisi spesifik. Selain dalam perbincangan, software ini juga dapat diaplikasikan ke musik untuk memberikan pengalaman dengan efek stereo.
Baca Juga
Advertisement
Kehadiran fitur audio spasial ini pun disebut dapat membuka lebih banyak peluang bagi kreator untuk berkreasi atau bereksperimen dengan kekuatan audio. Hanya untuk sekarang, fitur ini baru tersedia di iOS dan menyusul kemudian ke Android.
Bersama dengan kehadiran fitur ini, perusahaan juga menghadirkan ikon aplikasi terbaru di September 2021, yakni Leah Lammar. Sosok Leah dikenal sebagai penggagas klub 'Hot on the Mic', salah satu acara paling populer di Clubhouse.
Selain ikon baru di aplikasi, Clubhouse juga meluncurkan Creator Commons, sebuah wadah mendukung kesuksesan para kreator. Dengan wadah ini, para kreator bisa mendapatkan informasi seputar Clubhouse, termasuk tips merencanakan dan membuat klub, termasuk topik yang menarik.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Genap Setahun, Clubhouse Hapus Sistem Daftar Tunggu
Di sisi lain, platform audio Clubhouse genap merayakan setahun perjalanannya. Clubhouse pertama hadir pada 2020, di mana saat itu Clubhouse hanya dijalankan oleh dua pendirinya, Rohan Seth dan Paul Davidson.
Keduanya bermaksud membangun sebuah wadah yang lebih manusiawi di internet, di mana tiap orang bisa bergabung untuk berbicara, bersenang-senang, berbagi momen, hingga mempelajari hal baru.
Setahun kemudian, Clubhouse tidak lagi berupa beta dan dapat diakses oleh semua orang.
"Dalam hal ini, Clubhouse telah menghapus sistem daftar tunggu (waitlist). Dengan begitu, siapa pun bisa bergabung," kata pihak Clubhouse, dalam keterangan yang diterima Tekno Liputan6.com, Kamis (22/7/2021).
Pemilik club dapat menyebarkan link rooms club ke semua orang. Begitu pula kreator yang memiliki audiens sendiri, mereka bisa mendiskusikan hasil karya tersebut di Clubhouse bersama para audiens.
Kini, di usianya yang pertama, para pengguna yang mengadakan acara untuk publik bisa mengajak siapa pun bergabung.
"Kamu bisa mengundang teman, anggota keluarga, rekan kerja, dan siapa pun yang diinginkan untuk bergabung di Clubhouse versi iOS atau Android," kata Clubhouse.
Sebelumnya, undangan menjadi bagian penting dari Clubhouse. Clubhouse pun mengembangkan aplikasi ini dengan memungkinkan pengguna untuk menambahkan orang baru dalam komunitas.
Advertisement
Ada 500.000 Rooms Tiap Hari
Clubhouse juga menyambut orang baru tiap minggu di room "Wednesday Orientations" dan berbicara dengan komunitas setiap hari Minggu di room 'townhall'.
Dalam momen ini, Clubhouse juga menyebutkan rentetan capaian perusahaan. Selama setengah tahun pertama 2021, Clubhouse diklaim berkembang jauh lebih besar dibanding bulan Januari 2021.
"Tim Clubhouse berkembang dari 8 orang menjadi 58 orang. Jumlah rooms tiap harinya berkembang dari 50.000 menjadi 500.000 rooms," kata Clubhouse.
Tidak hanya itu, pengguna Clubhouse kini jumlahnya jumlahnya mencapai 10 juta user, sejak aplikasi Clubhouse tersedia di Android.
(Dam/Ysl)