Keren, Jengkol dan Petai Sumatera Utara Tembus Pasar Jepang

Kementan untuk pertama kalinya melepas ekspor 4 ton jengkol dan petai asal Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menuju Jepang.

oleh Tira Santia diperbarui 30 Agu 2021, 20:05 WIB
Saat ini harga jengkol bertahan di angka Rp 40-50 ribu per kilogram, mengguli ayam yang hanya Rp 25-30 ribu per kilogram. Sementara jika pasokan seret, harganya bisa melonjak hingga dua kali lipat.(Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan untuk pertama kalinya melepas ekspor 4 ton jengkol dan petai asal Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menuju Jepang.

Komoditas asal sub sektor hortikultura ini telah melalui proses serangkaian tindakan karantina dan telah dipastikan memenuhi persyaratan teknis negara tujuan oleh pejabat karantina, dan diberangkatkan melalui Pelabuhan Belawan, Sumut.

"Tidak hanya digemari dipasar dalam negeri, jengkol dan petai pun asal Sumut siap memasuki pasar Jepang untuk memenuhi permintaan," kata Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto di Berastagi, dikutip dari laman karantina.pertanian.go.id Senin (30/8/2021).

Menurut Andi, sejalan dengan program strategis Kementerian Pertanian yang digagas Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) berupa peningkatan ekspor pertanian dengan gerakan tiga kali lipat ekspor pertanian, atau Gratieks, pihaknya terus menggali komoditas potensi dan melakukan pendampingan teknis, agar dapat tembus persyaratan dan protokol ekspor negara tujuan.

Masih menurutnya, komoditas yang diekspor perdana kali ini bernilai Rp 339 juta rupiah ini telah mampu menembus persyaratan negara Jepang yang cukup ketat.

"Alhamdulilah, secara kinerja ekspor pertanian asal Sumut, dari data sertifikasi kami pada Semester 1-2021, mengalami peningkatan nilai ekspor sebesar 43,3 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya," papar Andi.

Tidak hanya itu, jumlah eksportir dan jumlah negara tujuan mengalami peningkatan, hal ini tentunya dapat menambah semangat pelaku agribisnis khusunya para petani, peternak dan pekebun di Sumut, tambahnya.

Dari IQFAST, data lalu lintas ekspor di Karantina Pertanian Belawan, pada saat yang bersamaan juga turut dilepas 22 ragam komoditas pertanian asal Sumut lainnya, yakni Pinang Biji, Kopi Biji, Palm Kernel Oil, Minyak Sawit,

Santan Kelapa, Sayuran Sawi, Nipah, Cabe Jamu, Manisan Kelapa, Damar Batu, Palm Kernel Sterain, Hydrogenate Palm Kernel Olein, Kelapa Parut, Andaliman, Kayu karet, Buah Durian, Kulit Buah Manggis, Sayuran Kubis, Bunga Krisan,Tepung Tapioka, Bungkil Jagung dan Kayu Olahan.

Sementara seluruh komoditas ekspor yang diberangkatkan dari Pelabuhan Belawan akan menuju 18 negara tujuan ekspor yakni Tiongkok, Iran, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Senegal, Malaysia, Taiwan, Uni Emirat Arab, Brazil, India, Chili, Korea Selatan, Jerman, Jepang dan Filipina.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dorong Ekspor Komoditas Pertanian

Ilustrasi petai./Copyright shutterstock.com/g/BlackAkaliko

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang mengapresiasi munculnya ragam komoditas ekspor berupa jengkol dan petai asal Sumatera Utara.

Ia berharap, petani dan pelaku usaha di Berastagi, Kabupaten Karo dapat meningkatkan produktivigas dan bersinergi dengan pihaknya untuk dapat menembus negara tujuan lain.

“Dengan memberikan kemudahan bagi eksportir dalam perijinan supaya proses ekspornya cepat, dapat mendorong tumbuhnya komoditas eksportir dan negara tujuan baru. Dan tentunya dengan tetap menjaga kemanan dan kualitas komoditas yang diekspor sesuai dengan persyaratan negara tujuan,” papar Bambang melalui telewicara, yang ditandai dengan penyerahan sertifikat ekspor karantina atau Phytosanitari Certificate (PC) kepada PT. Surya Elok Sejahtera oleh Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto

Penyerahan tersebut didampingi Kepala Kantor Bea Cukai Pelabuhan Belawan dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo.

Bambang menambahkan selaku otoritas karantina, melalui tindakan karantina memastikan seluruh produk pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan internasional tentang sanitari dan fitosanitari sehingga memiliki daya saing di pasar global.

"Ekspor perdana petai dan jengkol ini juga dapat menjadi bukti bahwa sinergisitas para pelaku pembangunan pertanian di Sumut terjalin dengan baik," pungkas Bambang

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya