Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Batik Air memastikan bahwa penumpang penerbangan ID-6897 dengan rute Aceh menuju Jakarta sudah mendapat kompensasi keterlambatan keberangkatan sesuai dengan aturan yan berlaku. Penerbangan tersebut berbelok arah dan mendarat ke Bandara Kualanamu pada Sabtu 28 Agustus 2021 karena ada indikator di kokpit menunjukkan mesin perlu dilakukan pengecekan.
Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, penerbangan ID-6897 melakukan pengalihan pendaratan ke Bandara Kualanamu setelah indikator di kokpit menyala. Prosedur pendaratan dilakukan dengan normal atau bukan pendaratan darurat pada pukul 11.49 WIB.
Advertisement
Batik Air telah menyampaikan informasi sesuai perkembangan dan sudah memberikan pelayanan kompensasi keterlambatan penerbangan berdasarkan ketentuan berlaku, berupa makanan ringan, air mineral, dan makanan berat.
Batik Air kemudian memberangkatkan kembali penumpang di hari yang sama pada Sabtu menggunakan dua pesawat pengganti yang sudah dinyatakan laik terbang. Penerbangan dari Bandar Udara Internasional Kualanamu tujuan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
"Penerbangan pertama dengan pesawat Boeing 737-900ER berangkat pukul 16.00 WIB dan sudah mendarat pada 18.00 WIB. Penerbangan kedua dengan pessawat Boeing 737-900ER berangkap pukul 16.39 WIB dan sudah mendarat pada 18.39 WIB," jelas Danang dalam keterangan tertulis, Senin (30/8/2021).
Batik Air juga mengakomodir pilihan sesuai permintaan tamu penerbangan ID-6897, antara lain perubahan jadwal keberangkatan dan pengembalian dana dari tiket.
"Batik Air meminimalisir dampak yang timbul, agar penerbangan Batik Air lainnya tidak terganggu," pungkas Danang.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cerita Penumpang Batik Air Kelaparan Saat Transit Hampir 4 Jam di Kualanamu
Ratusan penumpang pesawat udara Batik Air asal Aceh yang transit sementara di Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatara Utara, mengaku kelaparan hampir 4 jam setelah pesawat yang mereka tumpangi mendarat darurat.
Sesuai dengan regulasi, kata Hayatullah Fajri, ada perlindungan konsumen, termasuk kompensasi uang tunai, sehingga penumpang tidak merasa rugi.
Menurut dia, seluruh penumpang baru diberikan kudapan (snack) saat akan memasuki ke pesawat di pintu keberangkatan sekitar pukul 15.30 WIB.
Dikatakan pula bahwa nasi diberikan kepada penumpang saat akan masuk pesawat udara di bawah tangga pesawat.
"Kami sangat kecewa dengan kejadian ini. Peristiwa ini sangat merugikan kami sebagai penumpang," katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (30/8/2021).
Tidak hanya itu, selama berada di dalam gedung terminal, penjelasan yang diberikan oleh petugas sangat minim.
Hal senada juga diungkapkan Irfan. Menurut dia, saat kondisi kelaparan, para penumpang terpaksa membeli sendiri makanan dan minuman selama berada di dalam gedung terminal di Kualanamu, Sumatera Utara.
Kondisi tersebut, kata dia, benar-benar membuat penumpang kecewa karena mendapatkan pelayanan yang tidak seharusnya.
"Kami berharap persoalan ini agar menjadi perhatian pemerintah sehingga layanan seperti ini tidak lagi dirasakan penumpang lain," kara Irfan.
Advertisement