Belum Divaksin, Guru di Amerika Tularkan COVID-19 ke 26 Muridnya

Seorang guru di sekolah dasar California menularkan COVID-19 pada 26 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Agu 2021, 21:06 WIB
Ilustrasi memakai masker di ruang kelas (pixabay)

Liputan6.com, Sacramento - Para peneliti untuk Centers for Disease Control and Prevention (CDC ) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menemukan seorang guru yang tidak divaksinasi di sekolah dasar California menginfeksi setengah muridnya yang berjumlah total 26 orang.

Para peneliti mengatakan, guru tersebut mengajar di sekolah selama dua hari meskipun menunjukkan gejala COVID-19. Guru itu bahkan membacakan buku di depan kelas dengan nyaring tanpa masker selama dua hari tersebut.

Penyebaran virus cocok dengan penempatan tempat duduk kelas. Murid yang duduk paling dekat dengan guru paling mungkin terinfeksi.

Pihak berwenang mengatakan, laporan tersebut menunjukkan mengapa vaksinasi, masker, dan tindakan pencegahan lain tetap penting untuk mencegah infeksi COVID-19 saat sekolah-sekolah AS dibuka kembali. Mereka pun memperingatkan siapa pun dengan gejala COVID-19 harus tinggal di rumah, mencegah menulari orang lain."

"Bukti telah berulang kali menunjukkan bahwa strategi pencegahan berlapis -- seperti vaksinasi untuk semua anak dan orang dewasa yang memenuhi syarat; masker untuk semua siswa, guru, staf, dan pengunjung; ventilisasi; pengelompokkan, jaga jarak fisik, dan tes skrining -- dijalankan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di sekolah," ujar Dr Rochelle Walensky, direktur CDC, pada konferensi pers.

Melansir dari laman The Guardian, Senin (30/8/2021), laporan tersebut kemungkinan akan meningkatkan himbauan untuk vaksinasi di sekolah-sekolah, yang diterapkan beberapa distrik seperti New York. Anak-anak dalam penyelidikan California, di daerah Marin terlalu muda untuk menerima vaksinasi.

Anak-anak berusia 12-17 tahun memenuhi syarat vaksinasi, meskipun tingkat cakupannya tertinggal dari kelompok usia yang lebih tua, yang lebih rentan untuk komplikasi COVID-19.

Tom Frieden, mantan kepala CDC mengatakan, "(varian)Delta sangat menular, dan kami perlu meningkatkan strategi kami untuk menjaga anak-anak di sekolah tetap aman. Itu berarti guru, staf, dan siswa yang memenuhi syarat perlu divaksinasi, dan semua orang perlu menggunakan masker. Beberapa lapis perlindungan sangat penting."

Namun, Dr Rochelle Walensky mengatakan, "Sayangnya, banyak sekolah memilih untuk tidak menerapkan cara yang direkomendasikan ini. Kami mengenali dan mengikuti dengan cermat kasus dan rawat inap pada anak-anak pada saat yang sama dengan pembukaan kembali sekolah."

Laporan CDC lainnya pada hari Jumat menemukan ada sekitar dua juta infeksi COVID-19 pada kelompok usia 5-17 tahun dan 300 kematian yang menyertainya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bukti Varian Delta yang Sangat Menular

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Dalam wabah Marin, para peneliti menyelidiki sebuah sekolah dasar yang tidak disebutkan namanya. Merupakan hal yang lazim bagi CDC untuk menyembunyikan identitas dalam penyellidikan penyakit.

Wabah yang terjadi pada pertengahan Mei hingga Juni dan dimulali dengan terinfeksinya salah satu dari dua staf sekolah yang tidak divaksinasi. Guru tersebut memiliki gejala COVID-19 pada pertengahan Mei tetapi terus bekerja sampai ia menerima tes positif COVID-19.

Guru yang terinfeksi itu tidak memakai masker saat ia membacakan untuk siswa-siswanya, meski sekolah mewajibkan masker dalam ruangan. Setengah dari siswanya terinfeksi, demikian pula enam siswa di kelas terpisah dan delapan anggota keluarga dari siswa yang diajar guru tersebut.

Totalnya, satu guru menginfeksi 26 orang.

Peneliti mengatakan tingkat infeksi yang tinggi terlihat. Terutama bagaimana varian Delta menular dengan cepat pada populasi yang tidak divaksinasi, seperti anak-anak yang terlalu muda untuk menerima vaksinasi.

Bagaimanapun, ada titik terang. Tingkat vaksinasi yang tinggi di daerah Marin mungkin mencegah lebih banyak infeksi terhadap masyarakat.

CDC juga merilis laporan tentang bagaimana sekolah di daerah Los Angeles telah mengurangi kasus di antara siswa di bawah tingkat penularan komunitas.

Para peneliti menemukan langkah-langkah mitigasi seperti masker, jaga jarak fisik, dan tes mungkin membantu mengurangi penularan COVID-19 di sekolah. Terutama penelitian dilakukan sebelum varian Delta mendominasi di AS.

Studi dari ke-3 dari CDC pun menemukan hanya 32% dari remaja usia 12-17 tahun telah divaksinasi penuh. Mississippi memiliki tingkat vaksinasi terendah sementara Vermont memiliki tertinggi, 20% dibandingkan 70% remaja masing-masing.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya