PPKM Dilonggarkan, Masyarakat Mulai Belanja

Data pada tanggal 15 Agustus, indeks belanja masyarakat menunjukkan tanda pemulihan.

oleh Tira Santia diperbarui 30 Agu 2021, 17:20 WIB
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka menekan penularan COVID-19, sejak Juli 2021 pemerintah menerapkan PPKM Darurat. Pada periode awal, penerapan PPKM cukup signifikan membatasi mobilitas masyarakat, yang akhirnya juga menekan cukup dalam belanja masyarakat.

Berdasarkan data Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan bahwa indeks nilai belanja masyarakat pada tanggal 1 Agustus 2021 turun tajam hingga ke level 73,3.

Kendati begitu, menurut Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono, seiring dengan relaksasi PPKM, belanja masyarakat menunjukkan pembalikan arah. Data pada tanggal 15 Agustus, indeks belanja masyarakat menunjukkan tanda pemulihan.

Hal itu terlihat pada pertengahan Agustus indeks frekuensi belanja masyarakat mulai naik ke level 97,3.  Kemudian, indeks nilai belanja yang naik ke level 79,7.

“Dalam beberapa minggu ke depan, seiring dengan relaksasi PPKM, kami melihat bahwa tren pemulihan belanja akan terus berlanjut,” kata Teguh, Senin (30/8/2021).

Disamping itu, belanja masyarakat di Pulau Jawa terus meningkat. Hal ini menunjukkan pemulihan yang cepat seiring dengan diturunkannya tingkat PPKM di banyak provinsi di Pulau Jawa. Indeks nilai belanja di Jawa pada 15 Agustus berada di 73,4 naik dari 63,8 pada tanggal 1 Agustus 2021.

Faktor lain yang mendorong kenaikan belanja di Jawa didukung dengan menurunnya kasus positif COVID-19. Hal ini membuat masyarakat relatif lebih berani untuk melakukan aktivitas ekonomi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Indeks Belanja di Pulau Jawa

Suasana pemukiman padat penduduk di kawasan Danau Sunter Barat, Jakarta, Kamis (17/9/2020). Pemberlakuan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta diprediksi memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sementara itu, indeks belanja di luar Pulau Jawa meski masih relatif tinggi, menunjukkan tren yang menurun. Hingga 15 Agustus 2021, indeks belanja di luar Pulau Jawa berada di tingkat 86,4.

Demikian, pemulihan belanja terjadi di setiap lapisan kelompok masyarakat. Dari tiga kelompok masyarakat yang dibagi berdasarkan penghasilan bawah, menengah, atas seluruhnya menunjukkan kenaikan dalam belanja masyarakat.

Namun, belanja kelompok masyarakat menengah mengalami kenaikan drastis. Hingga tanggal 15 Agustus 2021, indeks belanja kelompok menengah yaitu mereka yang memiliki penghasilan sekitar Rp 8,4 juta per bulan menunjukkan angka 110,5 persen.

“Artinya belanja kelompok ini sudah berada di tingkat sebelum pandemi Januari 2020. Sementara itu kelompok bawah juga mengalami kenaikan,” ujarnya.

Selain pelonggaran mobilitas, dukungan pemerintah terhadap kelompok ini dalam bentuk perlindungan sosial juga berdampak positif bagi kelompok bawah.

Disisi lain, belanja di restoran dan department stores perlahan mulai meningkat, meski masih di bawah 100 level normal sebelum pandemi. Pada kelompok belanja restoran dan Department Stores mulai naik perlahan seiring pelonggaran mobilitas.

“Pada 15 Agustus 2021, indeks belanja terkait restoran berada di tingkat 94,8; angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan situasi di 1 Agustus 2021. Sementara itu belanja di ritel—ritel yang terkait kebutuhan rumah tangga dan  supermarket tampaknya tidak terdampak cukup dalam semasa PPKM Darurat,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya