Liputan6.com, Jenewa - Guru dan staf sekolah harus menjadi salah satu kelompok yang diprioritaskan untuk vaksinasi COVID-19 agar sekolah-sekolah di Eropa dan Asia Tengah dapat tetap tatap muka, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF, Senin 30 Agustus.
Langkah-langkah untuk memastikan agar sekolah bisa tetap buka selama pandemi, yakni menawarkan guru dan staf sekolah untuk vaksin COVID-19 sebagai bagian dari kelompok populasi target dalam rencana vaksinasi nasional, kata badan PBB itu.
Advertisement
Rekomendasi tersebut telah dibuat oleh sekelompok pakar WHO pada November 2020 sebelum peluncuran vaksinasi COVID-19. Hal itu harus dilakukan sambil memastikan vaksinasi terhadap populasi yang rentan, seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (31/8/2021).
PBB mengatakan ketika sekolah dibuka kembali setelah liburan musim panas: "penting agar pembelajaran berbasis tatap muka terus berlanjut tanpa gangguan," meskipun ada penyebaran varian Delta yang lebih rentan menular.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
COVID-19 Menghambat Pendidikan
“Ini sangat penting untuk pendidikan anak-anak, kesehatan mental dan keterampilan sosial, bagi sekolah untuk membantu membekali anak-anak kita menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan produktif,” kata direktur wilayah Eropa WHO, Hans Kluge, dalam pernyataannya.
Hans juga mengatakan pandemi COVID-19 telah menyebabkan gangguan paling dahsyat terhadap pendidikan dalam sejarah.
WHO kemudian mendesak sejumlah negara untuk memvaksinasi anak-anak di atas usia 12 tahun yang memiliki kondisi medis mendasar --yang menempatkan mereka pada risiko lebih besar terkena penyakit COVID-19 yang parah.
Badan PBB itu juga menyinggung bahwa memperbaiki lingkungan sekolah juga diperlukan, seperti ventilasi yang lebih baik, ukuran kelas yang lebih kecil, jarak sosial dan pengujian COVID-19 secara teratur untuk murid dan staf.
Menurut rekomendasi WHO yang diterbitkan pada awal Juli, pengujian anak-anak dalam kelompok risiko yang menunjukkan gejala COVID-19 harus menjadi prioritas.
Reporter: Cindy Damara
Advertisement