Liputan6.com, Jakarta Mentri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan, pergerakan atau mobilitas warga di wilayah luar Jawa-Bali cenderung masih tinggi. Itu menyebabkan tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) di sejumlah wilayah juga tinggi.
Airlangga mencontohkan laju mobilitas di wilayah Sumatera, khususnya Sumatera Selatan, Lampung dan Riau yang penurunannya masih kurang dari 20 persen, sehingga perlu terus ditekan.
Advertisement
"Kemudian Lampung, Sumsel dan Aceh CFR ini tertinggi di Sumatera. Kemudian testing dan positivity rate capaiannya relatif di atas level nasional, yaitu Aceh, Sumut, Jambi, Lampung, Riau, Bengkulu, Bangka Belitung," terangnya dalam sesi teleconference, Senin (30/8/2021).
"Kemudian konversi tempat tidur di Aceh dan Babel di atas 50 persen, yang lain di bawah 40 persen," dia menambahkan.
Untuk di Kalimantan, Airlangga melanjutkan, Kalteng dan Kaltara mobilitasnya masih sekitar 20 persen. Adapun tingkat kematian akibat Covid-19 tertinggi berada di Kaltim dengan 3,4 persen.
"Kemudian testing, positivity rate Kalteng Kaltara Kalsel masih di atas level nasional, sehingga perlu terus didorong. Kemudian konversi tempat tidur di bawah 60 persen, hanya Kaltim yang 40 persen. Vaksinasi masih sekitar di bawah nasional," bebernya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sulawesi
Di daerah Sulawesi, ia meneruskan, mobilitas yang masih perlu diturunkan adalah Gorontalo karena memang terjadi kenaikan kasus. Lalu di Sulut, Sulteng, Sulbar, Sultra juga penurunannya masih sekitar 20 persen.
"Gorontalo CFR-nya masih di atas tingkat nasional, testing dan positivity rate dari Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar di atas nasional. Bed occupancy rate rata-rata di bawah 50 persen," ujar Airlangga.
Senada, mobilitas di wilayah Maluku-Papua-Nusa Tenggara, khususnya di NTT, Maluku Utara dan Maluku pengurangannya masih berada di bawah level 20 persen. Kasus aktif di Papua pun mengalami kenaikan, sedangkan tingkat kematian tertinggi ada di NTB sebesar 2,8 persen meski di bawah level nasional.
"Testing dan positivity rate NTT, Maluku dan Papua memiliki capaian testing kurang dari 20 persen, namun positivity rate di bawah nasional. Bed occupancy rate masih di bawah 40 persen," tuturnya.
Advertisement