Liputan6.com, Jakarta - Kepres no. 55/2019 yang menempatkan stimulasi pasar kendaraan listrik di samping efisiensi dan keamanan energi; dan kualitas udara bersih dinilai bisa meningkatkan pertumbuhan mobil listrik di Indonesia.
Semakin bertambah pengguna mobil listrik, maka infrastruktur charging untuk umum atau SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) harus semakin banyak. Berdasarkan data yang diperoleh EVCuzz, pertumbuhan mobil listrik terus meningkat dan akan mencapai 20% di tahun 2025, hingga mencapai 80% di tahun 2030. Berdasarkan statistik, Indonesia membutuhkan 454.000 lokasi pengecasan mulai tahun ini hingga 2030 mendatang
Advertisement
EVCuzz dengan perseroannya PT Exelly Elektrik Indonesia, sebagai provider dan operator EV Charging Station (SPKLU) yang mendapatkan ijin resmi SPKLU dari pemerintah dalam hal ini kementerian ESDM turut berpartisipasi untuk memperkuat charging infrastruktur tersebut.
Rencana aksi EVCuzz yang telah diverifikasi kementerian ESDM yaitu target pemasangan untuk tahun 2021 sebanyak 70 titik lokasi meliputi AC Charging kapasitas AC7kW dan AC22kW. Pada tahun 2022 dan tahun-tahun berikutnya penambahan 100 titik lokasi setiap tahunnya hingga 2025.
Pada tahun 2026 hingga 2030, EVCuzz merambah EVC mesin kapasitas besar mulai DC40kW,50kW,80kW,120kW hingga 350kW sebagaimana yang telah dituangkan dalam rencana aksi kepada kementerian ESDM.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menggunakan Aplikasi
Pengguna mobil listrik nantinya bisa mengisi di SPKLU EVCuzz menggunakan aplikasi yang bisa diunduh di AppStore dan PlayStore. Aplikasi ini memberikan informasi titik lokasi pengecasan terdekat, scan barcode untuk pengecasan dengan hitungan KwH terpakai, lihat transaksi di histori, instan invoice terkirim ke email, top up dana melalui bank besar nasional dan merchant yang bekerja sama dengan EVCuzz.
Advertisement