Pasukan AS Resmi Tinggalkan Afghanistan, Taliban Kuasai Bandara Kabul

Taliban kini secara penuh mengendalikan bandara internasional Kabul, setelah pasukan AS meninggalkan Afghanistan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 31 Agu 2021, 15:13 WIB
Pejabat Taliban terlihat dalam Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan Amerika Serikat (AS) di Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021). Taliban memegang kendali penuh atas Bandara Kabul setelah pesawat AS terakhir meninggalkan landasan pacu. (AP Photo/Kathy Gannon)

Liputan6.com, Kabul - Taliban kini secara penuh mengendalikan bandara internasional Kabul pada Selasa (31/8), setelah pesawat terakhir Amerika Serikat meninggalkan Ibu Kota Afghanistan.

Dikutip dari laman Associated Press, Selasa (31/8/2021) kendaraan-kendaraan yang membawa anggota Taliban tampak mengelilingi area landasan pacu Bandara Internasional Hamid Karzai di sisi utara lapangan terbang militer.

Para anggota Taliban juga terlihat mengelilingi hangar bandara, melewati beberapa dari tujuh helikopter CH-46 yang sudah dilumpuhkan oleh militer AS.

Helikopter tersebut sebelumnya digunakan dalam proses evakuasi warga AS di Afghanistan.

Para pemimpin Taliban kemudian secara simbolis berjalan melintasi landasan pacu. Mereka juga terlihat berfoto bersama ketika wartawan mendokumentasikan kedatangan mereka di lapangan terbang bandara Kabul.

"Afghanistan akhirnya bebas," kata Hekmatullah Wasiq, seorang pejabat tinggi Taliban, kepada Associated Press.

"Pihak militer dan sipil bersama kami dan memegang kendali. Mudah-mudahan, kami akan mengumumkan Kabinet kami. Semuanya damai. Semuanya aman," tutur Wasiq.

Wasiq juga mendesak warga untuk kembali bekerja dan menegaskan kembali janji Taliban yang menawarkan amnesti umum.

"Masyarakat harus bersabar," ujar Wasiq. "Secara pelan-pelan semua akan kembali normal. Ini akan memakan waktu,"jelasnya.

Sementara itu, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid menyampaikan, "Saya harap Anda sangat berhati-hati dalam berurusan dengan bangsa".

"Bangsa kita telah menderita perang dan invasi dan orang-orang tidak lagi memiliki toleransi," ujarnya.

Dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Afghanistan, Mujahid juga membahas mulainya kembali operasi di bandara, yang tetap menjadi jalan keluar utama bagi mereka yang ingin meninggalkan negara itu.

"Tim teknis kita akan mengecek kebutuhan teknis dan logistik bandara," ungkap Mujahid.

"Kita dapat memperbaiki semuanya sendiri, maka kita tidak akan membutuhkan bantuan apa pun. Jika diperlukan bantuan teknis atau logistik untuk memperbaiki kerusakan, maka kita mungkin meminta bantuan dari Qatar atau Turki," sebutnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentara AS Nonaktifkan Kendaraan Militer Sebelum Tinggalkan Kabul

Pasukan Taliban berjaga-jaga dalam Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan Amerika Serikat (AS) di Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021). Taliban memegang kendali penuh atas Bandara Kabul setelah pesawat AS terakhir meninggalkan landasan pacu. (AP Photo/Kathy Gannon)

Anggota Taliban tampak mengibarkan bendera putih mereka di atas penghalang di bandara ketika anggota lain menjaga area lapangan terbang.

Mohammad Islam, seorang penjaga Taliban di bandara dari provinsi Logar, menyampaikan, "Sudah jelas apa yang kami inginkan. Kami ingin Syariah (hukum Islam), perdamaian dan stabilitas".

Kepala Komando Pusat militer AS, Jenderal Frank McKenzie sebelumnya mengatakan pasukannya telah melakukan "demiliterisasi" terhadap sistem militer sehingga tidak akan bisa digunakan lagi.

Para pejabat AS juga mengatakan pasukan tidak meledakkan peralatan untuk memastikan bandara masih bisa digunakan dengan aman.

Selain itu, McKenzie juga menyebut militer AS telah menonaktifkan 27 Humvee dan 73 pesawat militer sehingga tidak bisa digunakan lagi.

Diketahui bahwa bandara Kabul telah melihat kekacauan yang mematikan ketika warga di sana berusaha meninggalkan Afghanistan untuk menghindari pengaruh Taliban.

Pekan lalu, serangan bom bunuh diri ISIS-K di gerbang bandara menewaskan sedikitnya 169 warga Afghanistan dan 13 tentara AS.

Zalmay Khalilzad, perwakilan khusus AS yang mengawasi pembicaraan AS dan Taliban, menulis di Twitter bahwa "Afghanistan menghadapi momen keputusan dan peluang" setelah penarikan.

"Masa depan negara mereka ada di tangan mereka. Mereka akan memilih jalan mereka dengan kedaulatan penuh," tulisnya.

"Ini adalah kesempatan untuk mengakhiri perang mereka juga," tutur Khalizad.


Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya