BBKSDA dan Polisi Pastikan Keberadaan Harimau di Teluk Lanus Siak Sebelum Evakuasi

BBKSDA Riau membawa box trap atau kandang jebak ke Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, menyusul tewasnya MA dengan dugaan diterkam harimau sumatra.

oleh M Syukur diperbarui 01 Sep 2021, 12:00 WIB
Personel BBKSDA Riau membawa box trap atau kandang jebak ke Desa Teluk Lanus jika harimau sumatra akan dievakuasi. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau membawa box trap atau kandang jebak ke Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Ini menyusul tewasnya MA dengan dugaan diterkam harimau sumatra.

Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau Mahfud mengatakan, kandang jebak akan digunakan untuk mengevakuasi harimau sumatra di lokasi. Hanya saja evakuasi merupakan upaya jika tidak ada solusi lain.

Sebelum sampai ke kesimpulan evakuasi, Mahfud mengatakan perlu dilakukan olah tempat kejadian perkara. Tujuannya, untuk menemukan petunjuk apakah di lokasi penemuan jasad MA ada tanda-tanda harimau sumatra.

Misalnya, sambung Mahfud, apakah di lokasi ditemukan bekas cakaran dan jejak harimau. Begitu juga dengan jejak di semak-semak lokasi korban diduga diseret oleh harimau sumatra.

"Saat ini masih dilakukan olah tempat kejadian perkara, sampai saat ini belum ada laporan terbaru," kata Mahfud, Selasa siang, 31 Agustus 2021.

Jika nantinya ditemukan ada bukti-bukti kuat korban MA diterkam harimau, BBKSDA Riau akan memasang kandang jebak di lokasi. Evakuasi akan dilakukan agar harimau sumatra tidak memekan korban jiwa lagi.

"Itu kalau memang terbukti harimau yang menyerang ya," ucap Mahfud.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:


Jangan Beraktivitas Sendirian

Menurut Mahfud, bukti lain yang seharusnya diperoleh adalah pemeriksaan jasad korban. Dari tubuh korban bisa dilihat apakah memang ada bekas cakaran atau gigitan harimau.

Hanya saja, jasad korban keburu dibawa oleh pihak keluarga ke Kecamatan Sungai Apit untuk selanjutnya dibawa ke kampung asalnya, Pulau Nias.

"Gerak keluarga sangat cepat," tegas Mahfud.

Di sisi lain, selama mitigasi konflik harimau dan manusia berlangsung di Desa Teluk Lanus, BBKSDA Riau meminta masyarakat tidak beraktivitas sendirian di kebun. Kemudian, membatasi aktivitas pada malam hari karena harimau aktif pada waktu tersebut.

"Tidak berbuat anarkis (memburu) di lokasi," ucap Mahfud.

Mahfud menyatakan, lokasi korban MA ditemukan tewas merupakan habitat harimau sumatra. Harimau itu diduga berasal dari Lansekap Sinepis yang memang menjadi habitat harimau.

"Lokasi itu termasuk daerah perlintasan harimau," kata Mahfud.

Mahfud menyebut lokasi tidak sepenuhnya hutan. Pasalnya, di sana ada aktivitas sejumlah perusahaan yang mendapat izin untuk mengolah hutan menjadi perkebunan dan kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI)

"Di sana ada kebun sawit dan HTI PT RAPP," kata Mahfud.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya