Liputan6.com, Jakarta Harga emas menguat pada hari Selasa karena dolar melemah. Tetapi kenaikannya melambat karena beberapa investor tetap di sela-sela menjelang data penggajian non-pertanian AS Agustus yang akan dirilis akhir pekan ini.
Dikutip dari CNBC, Rabu (1/9/2021), harga emas di pasar spot gold naik 0,2 persen pada USD 1,814,42 per ounce pada 14:01 EDT (1801 GMT), setelah mencapai tertinggi sejak 4 Agustus pada hari Senin di USD 1,822,92. Harga emas berjangka AS ditutup naik 0,3 persen pada USD 1,818,1.
Advertisement
Indeks dolar AS tergelincir ke level terendah lebih dari tiga minggu, membuat emas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Minat terhadap emas telah meningkat setelah komentar dovish dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada konferensi Jackson Hole pada hari Jumat, ketika dia tidak memberikan batas waktu yang tegas bagi bank sentral untuk mulai memotong pembelian asetnya.
"The Fed akan menarik pelatuknya tetapi tidak akan ada pengurangan yang kuat dalam akomodasi moneter selama beberapa bulan ke depan, jadi emas pada akhirnya akan baik-baik saja," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kekhawatiran Investor
Namun, investor tetap khawatir atas batas waktu untuk pengurangan menjelang laporan pekerjaan AS hari Jumat, yang dapat meningkatkan kekhawatiran atas bank sentral yang memangkas dukungan ekonominya lebih cepat.
"Setelah sebelumnya berpaling dari emas selama beberapa minggu, sehingga memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan harga pada awal Agustus, investor keuangan spekulatif kini telah kembali," kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.
Advertisement