Liputan6.com, Jakarta Pemerintah sedang menyiapkan stimulus Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan bantuan permodalan untuk mendorong produk artisan UMKM. Kampanye BBI juga terus digalakkan untuk mendongkrak belanja produk lokal.
Pada aspek bantuan modal, akan melalui skema permodalan melalui DigiKU.
Advertisement
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyambut baik upaya ini. Ia menyampaikannya dalam rapat koordinasi, Selasa (31/8/2021) kemarin.
“Menyangkut seperti program stimulus, menurut saya programnya sangat bagus sekali, karena jumlah yang masuk sekarang juga meningkat untuk UMKM,” kata Menko Luhut dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (1/9/2021).
Diketahui, menurut penelitian yang dilakukan UI dan UNDP, 88 persen UMKM mengalami penurunan peemintaan produk hingga 60 persen pada 2020.
Pada rapat koorsinasi tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Odo R. M. Manuhutu menjelaskan bahwa telah terjadi penurunan permintaan terhadap produk Artisan Indonesia selama masa Pandemi Covid-19.
Untuk itu, pemerintah akan meningkatkan pendampingan yang meliputi kampanye Gernas BBI, pemberian Stimulus BBI, serta penyediaan permodalan UMKM melalui DigiKU.
“DigiKU rencananya dalam waktu dekat akan diluncurkan kembali dengan target penyaluran kredit sebesar Rp 16 triliun,” tutur Deputi Odo.
Informasi, DigiKu sendiri merupakan program penyaluran kredit untuk UMKM yang disediakan pemerintah melalui HIMBARA yang dapat menjadi alternatif pembiayaan yang aman dan terjangkau bagi UMKM/UKM/Artisan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Meningkat 90 Persen
Sementara itu, hingga Juli 2021, jumlah UMKM, IKM atau Artisan on-boarding telah mencapai 7.217.201 unit atau mengalami peningkatan sebesar 90 persen sejak BBI diluncurkan, sehingga total saat ini sudah mencapai 15,2 juta unit.
Selanjutnya, Kampanye Gernas BBI juga akan dilanjutkan secara berkesinambungan untuk bulan September hingga November 2021 yang turut dilakukan oleh KKP di Aceh, Kemendes PDTT di Kalimantan Timur, serta Kemendikbud Ristek di Maluku.
Kampanye tersebut dilakukan guna meningkatkan literasi digital dan finansial, serta mendorong peningkatan transaksi belanja produk artisan.
Di sisi lain, pemerintah juga menyiapkan Stimulus BBI, yang merupakan program dukungan yang diberikan melalui pemberian insentif untuk belanja. Penerima stimulus BBI adalah merchant/pelaku UMKM yang ada di e-commerce dan tergabung dalam program, serta secara tidak langsung adalah pembeli/konsumen akhir yang berbelanja.
Stimulus BBI diberikan kepada pelaku ekonomi kreatif subsektor Fesyen, Kuliner, dan Kriya dengan total anggaran senilai Rp 200 miliar rupiah.
“Program Stimulus BBI akan segera dilaksanakan untuk mendukung pemulihan ekonomi di Q3 dan Q4,” seru Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo dalam kesempatan yang sama.
Kemudian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyampaikan dukungannya dalam pelaksanaan Gernas BBI dengan melakukan perluasan akses pembiayaan dan pengembanyak skema pembiayaan UMKM dari hulu ke hilir.
“OJK juga memfasilitasi digitalisasi UMKM serta membangun kampus UMKM sebagai pembinaan dan pendampingan bagi UMKM,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.
Dengan demikian, Menko Luhut menegaskan bahwa seluruh program dorongan UMKM ini harus ditindaklanjuti dengan baik dan optimal.
“Kita bisa dorong UMKM untuk membuat yang lebih hightech. Kita juga bisa fokus ke UMKM yang bisa memanfaatkan teknologi sehingga ini bisa membantu kemajuan bangsa di depan,” pungkasnya.
Advertisement