Mirip Nasib Fleets di Twitter, LinkedIn Matikan Fitur Stories

LinkedIn memutuskan mengikuti langkah Twitter dengan menutup fitur Stories mereka

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Sep 2021, 16:15 WIB
Ilustrasi LinkedIn. Kredit: 3D Animation Production Company from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Baru diperkenalkan tahun lalu, LinkedIn memutuskan untuk menghilangkan LinkedIn Stories. Fitur ini serupa dengan Stories yang ada di platform media sosial lain seperti Facebook atau Instagram.

Liz Li, Senior Director of Product LinkedIn mengatakan LinkedIn Stories akan dihapus pada September tahun ini.

"Saat ini kami sedang mengerjakan pengalaman baru," ujarnya dalam pengumuman yang dimuat di LinkedIn, dikutip Rabu (1/9/2021).

Langkah ini seakan mengikuti jejak Twitter yang beberapa waktu lalu memutuskan untuk menutup Fleets, fitur berbagi video atau foto singkat persis Stories.

Diluncurkan dalam sebuah uji internal pada Februari 2020, Li mengatakan awalnya fitur Stories di perkenalkan di media sosial bagi para pekerja dan profesional itu sebagai "cara yang menyenangkan dan kasual untuk membagikan pembaruan video cepat."

Li juga mengungkapkan alasan fitur Stories dihilangkan dari LinkedIn. Menurutnya, pengguna tampaknya lebih berharap agar sebuah video dapat ditayangkan di profilnya, bukan yang menghilang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pengguna Tak Ingin Video yang Menghilang

Ilustrasi menjalin jejaring via daring. (Photo by LinkedIn Sales Solutions on Unsplash)

LinkedIn mengatakan bahwa kala mengembangkan Stories, mereka berasumsi orang tidak ingin ada video informal yang dilampirkan dalam profil mereka.

Mereka berasumsi hal itu dapat mengurangi batasan yang dirasakan seseorang ketika mengunggah sesuatu.

"Rupanya, Anda ingin membuat video yang bertahan dalam waktu lama, yang menceritakan kisah profesional Anda dengan cara yang lebih pribadi dan menunjukkan kepribadian dan keahlian Anda," kata Li.

Selain itu, Li juga menyebut pengguna menginginkan alat yang lebih kreatif untuk membuat video yang menarik.

Menurutnya, dengan Stories, member LinkedIn awalnya dinilai bisa memanfaatkan stiker dan "The Question of the Day" untuk membuat video lebih kreatif dan menarik.

"Namun Anda ingin lebih banyak cara untuk menyempurnakan video tersebut dalam konteks profesional, dan Anda ingin melakukannya di seluruh LinkedIn," ujarnya.

 


Menyusul Jejak Fleets Twitter

Twitter memperkenalkan fitur baru bernama Fleets yang cara kerjanya mirip Instagram Stories. (Foto: Twitter)

Dikutip dari The Verge, langkah menghilangkan fitur berbagi video singkat juga dilakukan oleh Twitter terhadap Fleets mereka. Hal ini karena respon pengguna terhadap Fleets tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

"Kami berharap Fleets akan membantu lebih banyak orang merasa nyaman bergabung dalam percakapan di Twitter," kata Ilya Brown, Vice President of Product Twitter.

"Tapi, sejak kami memperkenalkan Fleets kepada semua orang, kami belum melihat peningkatan jumlah orang baru yang bergabung dalam percakapan Fleets seperti yang kami harapkan," katanya.

Twitter dan LinkedIn pun menjadi dua perusahaan media sosial yang akhirnya menyerah dalam melanjutkan Stories. Sejauh ini, Snapchat dan Instagram tampaknya masih cukup kuat dalam fitur ini.

Selain Stories, saat ini beberapa perusahaan media sosial dilaporkan juga sedang gencar membuat fitur serupa Clubhouse, dan salah satunya adalah LinkedIn.


Infografis Bantuan DP Rumah Pekerja Informal

Infografis Bantuan DP Rumah Pekerja Informal

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya