Ilmuwan Sri Lanka Klaim Banyak Negara Kaya Timbun Vaksin COVID-19 hingga Kedaluwarsa

Profesor Sri Lanka mengatakan bahwa negara-negara maju telah menimbun 4,5 miliar dosis vaksin yang akan segera kedaluwarsa.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Sep 2021, 14:31 WIB
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Colombo - Negara-negara maju telah menimbun vaksin yang akan segera kedaluwarsa sementara miliaran orang di seluruh dunia tetap rentan terhadap pandemi COVID-19, demikian laporan media lokal mengutip seorang profesor imunologi Sri Lanka.

Menyampaikan pidato di Universitas Sri Jayewardenepura, Sri Lanka pada Senin (29/8), Profesor Neelika Malavige mengatakan bahwa negara-negara maju telah menimbun 4,5 miliar dosis vaksin yang akan segera kedaluwarsa.

Malavige, yang merupakan kepala Departemen Imunologi dan Kedokteran Molekuler Universitas Sri Jayewardenepura mengatakan bahwa, "Negara-negara maju ini harus berbagi vaksin ini pada saat miliaran orang rentan."

Malavige terlibat dalam sebuah penelitian di Universitas Sri Jayewardenepura, yang mengkonfirmasi bahwa vaksin Sinopharm buatan China sangat efektif melawan varian Delta dari virus corona.


Malawi Musnahkan Lebih dari 19 Ribu Vaksin COVID-19 AstraZeneca

Ilustrasi vaksin Astrazeneca. (Photo by Mika Baumeister on Unsplash)

Sebanyak 19.610 dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca dimusnahkan oleh pemerintah Malawi. Negara Afrika itu melakukan langkah tersebut karena vaksin sudah kedaluwarsa.

Dikutip dari Xinhua, Menteri Kesehatan Malawi Khumbize Kandodo Chiponda memimpin pemusnahan vaksin kedaluwarsa itu dalam acara terbuka yang diselenggarakan di insinerator Kamuzu Central Hospital, Lilongwe.

"Kami menghancurkan vaksin untuk memastikan mereka tidak digunakan dalam sistem kesehatan negara," kata Chiponda. Menurutnya pemusnahan ini sejalan dengan kebijakan negara yang tidak mengizinkan penggunaan komoditas kesehatan yang kedaluwarsa.

Menurut Chiponda, berdasarkan sejarah, di bawah program imunisasi yang diperluas di Malawi, tidak ada vaksin kedaluwarsa yang pernah digunakan. Selain itu, acara tersebut dilakukan secara terbuka sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat.

Selain itu, Chiponda mengatakan bahwa pemusnahan tersebut juga akan meningkatkan kepercayaan publik bahwa semua vaksin yang dipakai di Malawi adalah baik.

"Atas nama pemerintah, saya jamin semua warga Malawi tidak ada yang akan diberikan vaksin COVID-19 yang kedaluwarsa," kata Chiponda.

Ucapkan Terima Kasih ke Uni Afrika dan WHOVaksin AstraZeneca yang dimusnahkan oleh Malawi tersebut merupakan sisa dari 102 ribu dosis yang tiba pada 26 Maret. Mereka hanya memiliki 18 hari sampai masa kedaluwarsa pada 13 April.

Menurut Menkes Chiponda, vaksin COVID-19 lain yang merupakan sumbangan dari Uni Afrika tersebut sudah berhasil diberikan ke masyarakat.

Chiponda pun mengucapkan terima kasihnya kepada World Health Organization (WHO), Uni Afrika, dan India yang telah menyumbangkan vaksin. "Ini memungkinkan Malawi memulai kampanye vaksinasi COVID yang sedang berjalan."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya