Pemkot Bandung Bakal Luncurkan Aplikasi untuk Cek Ketersediaan Rumah Sakit

Pemkot Bandung bekerja sama dengan PT Jasamedika Sarana akan mengembangkan sebuah aplikasi perangkat lunak yang mampu menampung semua informasi dari seluruh rumah sakit di Kota Bandung.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 02 Sep 2021, 07:00 WIB
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menggelar simulasi penanganan pasien terduga infeksi virus Corona atau Covid-19. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bekerja sama dengan PT Jasamedika Sarana akan mengembangkan sebuah aplikasi perangkat lunak yang mampu menampung semua informasi dari seluruh rumah sakit di Kota Bandung. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, nantinya aplikasi tersebut dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Menurut dia, dengan aplikasi ini, warga nantinya bisa mengakses semua informasi pelayanan kesehatan. Misalnya, seperti data ketersediaan jumlah kamar tidur yang kosong, ruangan ICU, oksigen, dan lain sebagainya.

"Jadi begitu ada masyarakat yang terkena persoalan kesehatan mereka akan tahu harus ke mana, itu kepentingan ideal," kata Ema, Rabu (1/9/2021).

Dengan begitu, Ema berharap masyarakat bisa mengetahui situasi dan kondisi di RS. Sehingga, tak ada lagi masyarakat yang kesulitan mencari RS yang kosong.

"Saya ingin masyarakat itu nanti segala sesuatunya lebih mudah, semua informasi itu hanya dalam satu genggaman. Insya Allah, Oktober bisa mulai diakses oleh masyarakat, tinggal nanti publikasinya," ujarnya.

Di samping itu, Ema mengingatkan hadirnya aplikasi ini merupakan bagian dari komitmen yang kuat. Bahwa dalam menangani masalah apa pun terutama kesehatan, perlu adanya dorongan dan komitmen yang kuat dari siapa pun.

"Tanpa komitmen, pergerakan mencapai tujuan organisasi itu tak akan tercapai. Untuk itu, mari kita berkomitmen," cetusnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengakui tantangan saat Kota Bandung darurat pandemi kemarin yakni minimnya informasi terkait RS yang kosong. Sehingga hal itu menyebabkan terjadinya keterlambatan pelayanan dan berdampak kepada keselamatan masyarakat.

"Kemarin kita tidak mengetahui RS yang kosong dan masyarakat tidak mengetahui harus datang ke mana," kata dia.

Sehingga dengan hadirnya sistem yang nantinya terintegrasi dengan 37 rumah sakit, 80 puskesmas, dan klinik utama di Kota Bandung, diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan mengurangi fatalitas.

"Diharapkan nanti ada terintegrasi antara seluruh RS untuk data-data tertentu yang dibutuhkan, baik oleh Pemkot sebagai dasar kebijakan dan juga bagi masyarakat," tuturnya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya