Pasang Kamera Intai, Proses Evakuasi Harimau di Teluk Lanus Mulai Dilakukan

Personel BBKSDA Riau memasang sejumlah kamera pengintai di Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, sebagai langkah awal evakuasi harimau sumatra.

oleh M Syukur diperbarui 02 Sep 2021, 16:00 WIB
Personel BBKSDA Riau memasang kamera pengintai di lokasi konflik harimau sumatra dengan manusia. (Liputan6.com/Dok BBKSDA Riau)

Liputan6.com, Pekanbaru - Personel Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memasang sejumlah kamera pengintai di Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Ini menyusul tewasnya remaja 16 tahun, MA, dengan dugaan diterkam harimau sumatra.

Menurut Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau, Mahfud, pemasangan berdasarkan penelusuran jejak harimau sumatra di desa tersebut. Lokasi yang banyak ditemukan jejak akan jadi tempat pemasangan.

"Yang banyak jejak atau menjadi tempat lalu larang harimau sumatra," kata Mahfud, Rabu siang, 1 September 2021.

Rekaman penampakan di kamera pengintai nantinya akan menjadi dasar bagi tim mitigasi konflik satwa BBKSDA untuk memasang kandang jebak. Kandang ini bertujuan menangkap harimau untuk direlokasi dari desa tersebut.

"Karena kandangnya cuma satu jadi harus di tempat yang tepat, yang memang menjadi lalu lalang harimau," sebut Mahfud.

Mahfud menyatakan, penangkapan harimau sumatra untuk direlokasi merupakan pilihan terakhir. Hal ini perlu pembahasan dengan sejumlah pemangku kepentingan dan pertimbangan dari berbagai aspek.

Salah satu tujuan evakuasi agar konflik tidak berkepanjangan dan ada korban jiwa. Seperti di Desa Teluk Lanus, di mana ada remaja meninggal dengan kondisi mengenaskan meskipun tidak ada saksi mata yang melihat apakah memang betul diterkam harimau.

"Makanya ada tindakan untuk menghindari hal tak diinginkan lagi," terang Mahfud.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:


Pilihan Sulit

Sebagai informasi, evakuasi harimau dari sebuah wilayah memang menjadi pilihan sulit. Pasalnya, selama ini harimau sumatra lebih duluan mendiami sebuah wilayah karena menjadi perlintasannya atau dekat dengan habitatnya.

Di sisi lain, ada masyarakat datang ke lokasi harimau, baik itu melakukan perambahan hutan ataupun perusahaan perkebunan atau hutan Industri yang mendapat izin konsesi dari negara.

Masyarakat yang datang ke hutan terkadang melakukan perburuan babi ataupun rusa yang menjadi pakan harimau selama ini. Pakan harimau kian sulit sehingga mulai masuk ke permukiman masyarakat karena ada ternak seperti ayam, kambing ataupun sapi.

Dari beberapa kejadian di Riau, harimau sumatra yang awalnya hanya memangsa ternak mulai mengalihkan buruannya. Manusia yang ditemukan bekerja di hutan menjadi sasaran.

Pada tahun ini, setidaknya ada tiga kali harimau menerkam manusia. Salah satunya di Kota Dumai, di mana warga yang berkebun di pinggir hutan ditemukan tak bernyawa.

Sementara di Desa Teluk Lanus, sebelumnya ada pekerja kayu perusahaan menjadi sasaran. Pekerja bernama Azmi itu selamat setelah ditolong pekerja lainnya meskipun sempat diseret ke hutan.

Terbaru adalah MA. Dia ditemukan tak bernyawa dengan organ tubuh tak utuh. Harimau sumatra menjadi tertuduh karena di desa itu sudah beberapa kali harimau muncul serta memangsa ternak warga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya