Liputan6.com, Jakarta Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Hariadi Wibisono mengatakan bahwa minat masyarakat untuk divaksin COVID-19 saat ini tinggi. Hal ini tentu perlu dipertahankan guna mencapai target 208 juta penduduk Indonesia divaksinasi.
"Terjadi perubahan cara pandang saat ini masyarakat yang minta divaksin. Ini harus dipertahankan," kata Hariadi.
Baca Juga
Advertisement
Ia juga mengingatkan kepada pemerintah agar pada saat minat masyarakat masih tinggi untuk divaksin jangan sampai saat datang ke sentra vaksinasi ditolak. Terlebih penolakan karena jumlah vaksin yang tidak cukup seperti disampaikannya dalam rilis yang diterima Health Liputan6.com.
Kondisi saat ini jauh berbeda dengan awal-awal vaksinasi COVID-19. Kilas balik setahun ke belakang, pada awal-awal vaksinasi COVID-19 jumlah vaksin dan tempat pelayanan vaksin masih terbatas. Lalu, pada saat yang sama ada sebagian masyarakat yang masih takut divaksin akibat berita hoaks vaksinasi.
Seiring berjalannya waktu masyarakat mulai menerima informasi yang benar soal vaksinasi. Meski begitu tetap saja Hariadi mengingatkan tetap penting memberikan pemahaman kepada masyarakat serta memerangi berita hoaks terkait vaksinasi.
Capaian Vaksinasi COVID-19 di Bali Tinggi, Masyarakat Antusias Divaksin
Minat tinggi masyarakat untuk divaksin juga diceritakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya.
"Kebetulan antusiasme masyarakat untuk dilakukan vaksinasi amat tinggi tidak ada penolakan.Bahkan masyarakat minta untuk divaksin," kata Suarjaya.
Cara Bali melakukan percepatan vaksinasi COVID-19 dengan berbasis komunitas. Di tiap kabupaten pemerintah melibatkan masyarakat, sehingga masyarakat bisa mengajak saudara-saudaranya untuk datang. Alhasil, dengan cara ini capaian vaksinasi di sana tinggi.
Kemudian provinsi juga turun langsung dengan membentuk sentravaksinasi juga di wilayah kabupaten/kota. Pihaknya juga membentuk pos vaksinasi terpadudengan didukung TNI/Polri, akademisi.
Advertisement