Liputan6.com, Jakarta - Twitter melakukan uji coba terhadap fitur keamanan baru yang disebut Safety Mode, di mana pengguna dapat mengontrol interaksi yang dirasa mengganggu bagi mereka.
Jarrod Doherty, Senior Product Manager Twitter, mengatakan bahwa fitur baru itu baru diluncurkan dalam grup umpan balik kecil di iOS, Android, dan web, dan dimulai pada akun dengan setelan bahasa Inggris.
Baca Juga
Advertisement
Doherty mengatakan bahwa Safety Mode adalah fitur baru Twitter yang memblokir sementara akun selama tujuh hari, karena menggunakan bahasa yang berpotensi berbahaya seperti penghinaan atau komentar kebencian.
Selain itu, dalam blog Twitter, dikutip Kamis (2/9/2021), ia menyebut akun tersebut juga terancam diblokir apabila mengirim balasan yang tidak diundang atau mention yang berulang-ulang.
"Saat fitur diaktifkan di Pengaturan Anda, sistem kami akan menilai kemungkinan interaksi negatif dengan mempertimbangkan konten Tweet dan hubungan antara pembuat Tweet dan penjawab," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Bisa Melihat Cuitan
Doherty menjelaskan, mereka menggunakan teknologi yang memperhitungkan hubungan pengguna, sehingga akun yang diikuti atau sering berinteraksi dengannya tidak akan diblokir otomatis.
Dengan fitur ini, pengguna yang dirasa berbahaya atau tidak diinginkan, tidak akan bisa mengikuti akun, melihat cuitan, atau mengirim Direct Message pengguna Safety Mode.
Pengguna pun bisa menemukan informasi tentang Tweet yang ditandai lewat Safety Mode dan melihat rincian akun yang diblokir sementara kapan saja.
Sebelum setiap masa pemblokiran berakhir, pengguna akan menerima pemberitahuan yang merangkum informasi tersebut.
Advertisement
Masih Belum Sempurna
Meski begitu, Twitter pun mengakui bahwa kemungkinan mereka masih akan membuat kesalahan dalam fitur ini.
"Sehingga pemblokiran otomatis Safety Mode bisa dilihat dan dibatalkan kapan saja di Pengaturan Anda," kata Doherty.
Selain itu, dia mengatakan bahwa Twitter akan secara teratur memantau keakuratan sistem tersebut untuk meningkatkan kemampuan deteksi mereka.
"Tujuan kami adalah untuk melindungi individu yang menerima Tweet dengan lebih baik dengan mengurangi prevalensi dan visibilitas komentar berbahaya," kata Doherty.
Twitter pun mengatakan masih akan melihat bagaimana fitur ini bekerja dan memasukkan peningkatan serta penyesuaian, sebelum membawanya secara luas ke semua pengguna Twitter.
(Dio/Isk)
Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial
Advertisement