3 Permintaan Jokowi di Sektor Pertanian, Kelautan, dan Perikanan

Salah satunya, Jokowi menyebut saat ini inovasi sangat dibutuhkan untuk menghadapi tren pertanian 4.0 dan tantangan di bidang pertanian yang semakin kompleks.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 02 Sep 2021, 10:13 WIB
Presiden Jokowi saat memimpin rapat sidang kabinet paripurna membahas RAPBN Tahun 2018 di Istana Negara, Senin (24/7). Pada RAPBN 2018, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4 persen sampai 6,1 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menaruh perhatian di sektor pertanian, kelautan, dan perikanan.

Salah satunya, Jokowi menyebut saat ini inovasi sangat dibutuhkan untuk menghadapi tren pertanian 4.0 dan tantangan di bidang pertanian yang semakin kompleks.

Upaya yang dilakukan pemerintah misalnya yakni terus mengubah pola pikir atau mindset para petani Indonesia.

"Pemerintah terus berupaya untuk mengubah mindset petani kita dari pertanian tradisional ke pertanian modern smart farming," ujar Jokowi dalam Pidato Peringatan Dies Natalis ke-58 Institut Pertanian Bogor (IPB) secara virtual, Rabu 1 September 2021.

Sedangkan di sektor kelautan dan perikanan, Jokowi menilai keduanya belum digarap secara maksimal.

Menurut dia, Indonesia baru mengisi 3 persen dari pasar ikan dunia yang nilainya USD 162 miliar

"Negara kita memiliki potensi kelauatan dan perikanan yang sangat besar tapi belum tergarap dengan baik. Indonesia baru mengisi 3 persen dari pasar ikan dunia yang nilainya sudah mencapai USD 162 miliar," kata Jokowi.

Berikut 3 permintaan Jokowi di sektor pertanian, kelautan, dan perikanan dihimpun Liputan6.com:

 


Inovasi Pertanian

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). (Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden RI)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, saat ini inovasi sangat dibutuhkan untuk menghadapi tren pertanian 4.0 dan tantangan di bidang pertanian yang semakin kompleks.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yakni, terus mengubah pola pikir atau mindset para petani Indonesia.

"Pemerintah terus berupaya untuk mengubah mindset petani kita dari pertanian tradisional ke pertanian modern smart farming," jelas Jokowi dalam Pidato Peringatan Dies Natalis ke-58 Institut Pertanian Bogor (IPB) secara virtual, Rabu 1 September 2021.

Selain itu, dia menyampaikan pemerintah juga terus mengembangkan dan melakukan inovasi dalam pengembangan teknologi produksi serta sistem distribusi. Untuk itu, Jokowi mengajak seluruh civitas akademika menjadikan IPB sebagai kampus pelopor inovasi.

"Menciptakan ruang yang makin nyaman bagi pemikiran dan karya-karya inovatif. Terus menemukan inovasi yang memberikan solusi cerdas bagi masyarakat khususnya peningkatan kesejahteraan para petani," katanya.

Di samping itu, Jokowi berharap IPB dapat memperkuat hilirisasi riset dan inovasi dengan membangun jalinan yang kuat bersama dunia Industri.

Dia meyakini cara-cara ini akan membuat IPB menjadi garda terdepan dalam menyelesaikan masalah pangan dan pertanian di Indonesia.

"Berkontribusi menghasilkan smart short cut dalam peningkatan daya saing kita di bidang pangan dan pertanian. Sehingga negara kita dapat menjadi negara yang maju, yang berdikari di bidang pangan," tutur Jokowi.

 


Ingatkan Potensi di Sektor Pangan

Presiden Jokowi soal PPKM Darurat. (Youtube Sekretariat Presiden)

Di sisi lain, Jokowi menyebut bahwa Indonesia memiliki banyak potensi di sektor pangan namun belum dikembangkan secara optimal.

Oleh sebab itu, Jokowi menekankan perlunya inovasi untuk meningkatkan produktivitas pangan dalam negeri.

"Inovasi untuk meningkatkan kualitas, inovasi untuk subtitusi ekspor, inovasi untuk meningkatkan daya saing produk pangan, obat herbal, buah-buahan dan potensi-potensi agro maritim lainnya," ujar Jokowi.

 


Besarnya Potensi Kelautan dan Perikanan

Jokowi mengecek langsung pelaksanaan kebijakan PPKM Mikro di RW 01 Kelurahan Rawasari Kecamatan Cempaka Putih. (Dokumentasi: Fotografer Pribadi Presiden, Agus Suparto).

Selain itu, Jokowi mengatakan, sektor kelautan dan perikanan di Indonesia belum digarap secara maksimal.

Menurut dia, Indonesia baru mengisi 3 persen dari pasar ikan dunia yang nilainya USD 162 miliar.

"Negara kita memiliki potensi kelauatan dan perikanan yang sangat besar tapi belum tergarap dengan baik. Indonesia baru mengisi 3 persen dari pasar ikan dunia yang nilainya sudah mencapai USD 162 miliar," kata Jokowi.

Dia menyampaikan, dengan potensi yang sangat besar, Indonesia harus fokus untuk mengembangkan agro maritim berbasis inovasi dan teknologi. Untuk itu, pemerintah terus berupaya mempercepat agro maritim 4.0 dengan memanfaatkan artificial intelligence, machine learning, hingga teknologi robotic.

Hal ini agar dapat menghasilkan solusi-solusi cerdas berbasis IT sebagai terobosan penting untuk mensejahterakan petani dan nelayan. Dengan begitu, Indonesia bisa menjadi negara maju yang berdikari di bidang pangan.

"Saya menaruh harapan besar kepada IPB untuk menghasilkan lebih banyak lagi solusi cerdas yang akan memberikan nilai tambah bagi kemajuan, bagi kemandirian sektor pangan kita. Sekaligus bisa menjadi modal penting untuk keluar dari krisis," jelas Jokowi.


Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet

Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya