Vaksinolog: Tak Ada Kaitan Langsung Antara Vaksinasi COVID-19 dan Menstruasi

Apa perempuan yang tengah menstruasi boleh divaksinasi?

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 02 Sep 2021, 20:00 WIB
Tenaga medis menyuntikkan vaksin kepada petugas dan penumpang kereta api di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/6/2021). Pelaksanaan vaksinasi massal di Stasiun Bogor itu menyasar petugas stasiun, pekerja di stasiun dan penumpang kereta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Vaksinasi COVID-19 tidak dianjurkan bagi sebagian orang yang tidak memenuhi syarat skrining seperti komorbid yang tidak terkendali.

Lantas, bagaimana dengan perempuan yang tengah menstruasi atau datang bulan? Apa mereka boleh divaksinasi dan apa saja efek sampingnya?

Menjawab pertanyaan tersebut, vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, SpPD menyampaikan bahwa tidak ada kaitan langsung antara vaksinasi dengan datang bulan.

“Tidak ada kaitan secara langsung antara vaksinasi dengan menstruasi. Vaksin apapun ya, mau vaksin COVID-19, vaksin influenza, vaksin hepatitis, semuanya boleh diberikan pada saat sedang menstruasi,” ujar Dirga dalam Virtual Class Liputan6.com (31/8/2021).


Gangguan Siklus Menstruasi

Dirga tidak memungkiri, beberapa laporan menyebutkan bahwa beberapa perempuan mengalami gangguan siklus menstruasi setelah vaksinasi.

“Itu bisa terjadi tapi itu jarang sekali dan tidak berhubungan secara langsung. Artinya, bukan karena dia vaksinasi saat menstruasi.”

Dirga menambahkan, selain tidak memengaruhi menstruasi, vaksinasi juga tidak memengaruhi kesuburan sehingga boleh dilakukan walau sedang datang bulan.


Titer Antibodi Turun

Dalam kesempatan tersebut, Dirga juga menjelaskan hal yang menjadi pertanyaan di masyarakat terkait titer antibodi yang akan turun seiring berjalannya waktu.

Menurutnya, hal ini betul karena secara alamiah, seiring berjalannya waktu titer antibodi pasti akan turun. Baik antibodi setelah vaksinasi maupun antibodi pada orang penyintas COVID-19.

“Tapi jangan lupa, tubuh kita itu canggih, tubuh kita itu dilengkapi sel memori atau sel pengingat, kalau saya menyebutnya sel kenangan.”

“Jadi orang kalau sudah divaksinasi atau pernah kena COVID-19 maka di tubuhnya akan ada sel memori. Sehingga, setelah 6 bulan, sekalipun antibodi turun, kalau orang ini terpapar lagi oleh virus penyebab COVID-19 maka sel memorinya langsung aktif sehingga terjadi lonjakan antibodi.”

Poinnya, lanjut Dirga, walau titer antibodi turun, tapi seseorang yang sudah vaksinasi atau sempat terinfeksi tetap punya kekebalan.  

 


Infografis Sudah Vaksinasi COVID-19? Jangan Kendor 5M!

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19? Jangan Kendor 5M! (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya