Menko Airlangga: Pemerintah Terus Jaga Pasokan dan Distribusi di Tengah Pembatasan

Inflasi yang terkendali ini juga dibarengi dengan permintaan yang mulai meningkat.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Sep 2021, 12:10 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perekonomian Indonesia sudah memperlihatkan tanda perbaikan terlihat dari naiknya inflasi pada Agustus 2021. Namun memang jika dilihat lebih dalam peningkatan konsumsi masyarakat masih belum begitu kuat.

"Realisasi inflasi Volatile Food secara tahunan masih sesuai dengan target yang telah disepakati pada High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat pada 11 Februari 2021 lalu, yakni sebesar 3 persen sampai 5 persen (yoy)," kata dia, Kamis (2/9/2021).

Airlangga mengatakan ke depan, pasokan yang memadai dan kelancaran distribusi di tengah pembatasan aktivitas masyarakat akan terus dijaga. Caranya melalui sinergi yang erat antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Bank Indonesia serta seluruh stakeholders untuk mendukung pencapaian inflasi tahun 2021.

Lebih lanjut, Airlangga menambahkan inflasi yang terkendali ini juga dibarengi dengan permintaan yang mulai meningkat. Tercermin dari PMI pada bulan Agustus juga meningkat.

Sebagai informasi, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 berada pada level 43,7. Level tersebut menunjukkan adanya kenaikan performa sektor manufaktur dari bulan sebelumnya yang berada pada level 40,1.

Level PMI Indonesia juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN, seperti Myanmar (36,5), Vietnam (40,2), dan Malaysia (43,4). Level PMI Indonesia yang membaik menunjukkan adanya potensi peningkatan permintaan yang diiringi dengan naiknya kapasitas output dan penyerapan tenaga kerja.

Membaiknya level PMI Agustus 2021 sejalan dengan meningkatnya efektivitas PPKM, sehingga situasi Covid-19 terus menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Kondisi ini mengangkat ekspektasi perusahaan manufaktur tentang perkiraan produksi dalam 12 bulan ke depan mampu mencapai level yang optimis.

Selain itu, berbagai program pengendalian Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang terus dilakukan oleh Pemerintah diharapkan mampu mendorong tingkat permintaan ke level yang lebih baik dan menjadi insentif dalam mengakselerasi output di sektor manufaktur.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


BPS Catat Inflasi di Agustus 2021 Sebesar 0,03 Persen

Pedagang menata dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (5/5/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2020 sebesar 0,08% yang disebabkan permintaan barang dan jasa turun drastis akibat pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Agustus 2021 sebesar 0,03 persen. Peningkatan inflasi ini bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru bagi para siswa dan mahasiswa dan naiknya sejumlah harga komoditas barang seperti minyak goreng.

"Inflasi kita 0,03 persen, ini tidak lain karena sejumlah komoditas seperti minyak goreng dan memasuki tahun ajaran baru bagi SD, SMP dan SMA atau uang kuliah yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam rilis BPS, Jakarta, Rabu (1/9/2021).

Setianto melanjutkan, dilihat dari inflasi secara bulanan tingkat inflasi 0,03 persen masih sangat terkendali. Sehingga inflasi tahun kalender 2021 sebesar 0,84 persen dan secara tahunan sebesar 1,59 persen.

"Kalau dibandingkan tahun sebelumnya 2020, inflasi kita saat ini 1,59 persn, ini meningkat sedikit dibandingkan Juli lalu yang 1,52 persen," kata dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan beberapa komoditas lain yang menyumbang inflasi antara lain tomat, ikan segar, pepaya, rokok keretek, sewa rumah dan uang sekolah. Masing-masing komoditas tersebut memberikan andil 0,01 persen

Selain itu beberpa komoditas yang memberikan andil deflasi di antarannya cabe rawrit sebesar -0,05 persen. Lalu ada beberpa komoditas lain seperti daging ayam ras, buncis, kacang panjang, cabe merah, bayam, kangkung sawi hijau dan tarif angkuta udara.

"Komoditas tersebut ini memberikan andil deflasi kepada inflasi kita di bulan Agutus 2021," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya