Liputan6.com, Jakarta Film Posesif dirlis pada 2017 lalu. Film yang disutradarai oleh Edwin ini mengangkat tema percintaan remaja yang rumit dan kerap ditemukan pada kehidupan nyata. Tak melulu soal cinta, tetapi ada pertengkaran yang akhirnya mengakibatkan hubungan tak sehat atau toksik.
Disutradarai oleh Edwin dan ditulis Gina S Noer, film Posesif mendapuk Adipati Dolken dan Putri Marino sebagai pemeran utama. Ceritanya tentang Yudhis yang menganggap Lala adalah cinta pertama dan terakhirnya. Hubungan dua remaja SMA ini awalnya seperti kisah cinta pada umumnya.
Advertisement
Mereka saling menyayangi dan tidak ada pertengkaran. Hingga pada suatu saat Lala menyadari bahwa Yudhis adalah laki-laki yang kasar dan posesif. Tak hanya konflik Yushis dan Lala, film Posesif juga mengangkat permasalahan antar keluarga.
Mengangkat kisah yang erat dengan kehidupan nyata, berikut alasan nonton film Posesif.
1. Bukan Cerita Cinta Biasa
Film ini tidak menceritakan kehidupan remaja SMA pada umumnya. Film Posesif mengemasnya dengan cara unik dan berbeda. Porsi adegan bahagia, sedih, bahkan kesal dibuat seimbang sehingga terasa nyata seperti kehidupan sehari-hari.
Kebanyakan film yang hadir di layar lebar menceritakan romansa cinta pada umunya. Tetapi di film ini menyughkan kisah sepasang remaja memadu kasih di usianya yang masih labil secara emosional. Hal ini menjadi titik berat untuk mengambarkan kisah cinta Yudhis dan Lala.
Advertisement
2. Aktor dan Aktris Berkualitas
Begitu film Posesif ini beredar di media sosial, perhatian masyarakat langsung tertuju pada Adipati Dolken. Kualitas aktingnya pun tidak perlu diragukan lagi. Adipati dipasangkan dengan Putri Marino yang baru pertama kali bermain film.
Berkat kerja keras dan kemampuan aktingnya, Putri Marino langsung masuk jajaran nominator Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2017. Dua nama tersebut tidak perlu diragukan lagi. Hal itulah yang membuat film ini wajib ditonton.
3. Didikan Orangtua Mempengaruhi Anak
Selain kisah cinta Yudhis dan Lala, film Posesif ini juga menceritakan bagaimana latar belakang mereka di keluarga masing-masing. Cut Mini yang berperan sebagai ibu Yudhis adalah seorang single parent perfeksionis yang menuntut Yudhis untuk selalu menuruti kata ibunya. Hal ini yang membuat sosok Yudhis serupa dengan ibunya.
Begitu juga dengan Lala yang sebenarnya tidak ingin menjadi atlet lompat indah. Sang ayah adalah pelatih lompat indah dan mendiang ibunya juga juara di olahraga ini. Sehingga membuat prestasi Lala adalah hasil kerja keras dan bujukan sang ayah.
Di bagian ini juga terdapat pesan moral yang bisa diambil. Seorang anak tidak jauh dari didikan orangtuanya. Mereka mengamati dan merasakan setiap apapun yang dilakukan orangtuanya. Dan itulah yang membentuk karakter dasar, melekat sampai tua.
Nah, itu tadi 3 alasan Anda harus menonton film Posesif yang dibintangi Adipati Dolken dan Putri Marino. Lebih menariknya lagi, saat ini film Posesif full movie bisa disaksikan melalui platform streaming Vidio.
Penulis: Aulia Putri Andrika
Advertisement