Pertamina Selesaikan Pengeboran 3 Sumur Minyak di Sumatera Selatan dalam 35 Hari

Dengan tambahan pengeboran 3 sumur minyak pengembangan ini, berarti Zona 4 telah berhasil mengebor 16 sumur dari target 37 sumur untuk tahun 2021.

oleh Arief Rahman H diperbarui 02 Sep 2021, 13:01 WIB
Pertamina melalui Subholding Upstream Regional Sumatera Zona 4 akan menyelesaikan pengeboran 3 sumur pengembangan baru di Sumatera Selatan pada awal September 2021. Dok Pertamina

Liputan6.com, Jakarta Pertamina melalui Subholding Upstream Regional Sumatera Zona 4 akan menyelesaikan pengeboran 3 sumur minyak pengembangan baru di Sumatera Selatan pada awal September 2021.

General Manager Zona 4, Akhmad Miftah, menyampaikan perlu dilakukan pengeboran yang masif untuk meningkatkan produksi dan memenuhi target yang telah ditetapkan Pemerintah.

“Tahun 2020 lalu, kami mengebor 16 sumur pengembangan, 28 kerja ulang (workover), dan 255 pekerjaan pemeliharaan sumur (well intervention). Target tahun 2021 menjadi 37 sumurpengembangan, naik signifikan dibandingkan tahun lalu, 26 workover, dan 285 wellintervention. Kami akan berusaha maksimal dan optimis bisa mencapainya,” ujar Miftah dalam keterangannya, Kamis (2/9/2021).

Ketiga sumur tersebut adalah PMN-A di Desa Prabumenang, Kabupaten Muara Enim, KRG-PB di Desa Rambang Senuling, Kota Prabumulih dan LBK-INF3di Desa Lembak, Kabupaten Muara Enim.

Pengeboran sumur PMN-A ditargetkan selesai dalam waktu 35 hari, dengan kedalaman 1.800meter. Sumur ini dibor menggunakan rig #29.3/D1500-E, berkekuatan 1.500 HP (horse power).

Sumur ini diperkirakan memiliki potensi minyak sebesar 60 barel per hari (Barrel of Oil PerDay/BOPD) dan gas 2 juta standar kaki kubik per hari (Million Standard Cubic Feet PerDay/MMscfd).

Sumur KRG-PB akan dibor selama 35 hari, dengan kedalaman 1.600 meter.Sumur ini dibor menggunakan rig #32.2/N80UE-E dengan kapasitas 1.000 HP.

Sumur KRG-PB diprediksi akan menambah produksi minyak sebesar 200 BOPD. Sedangkan sumur LBK-INF3akan dibor dengan durasi 35 hari dan kedalaman 1.750 meter.

Sumur ini dibor menggunakan rig#42.3/N1500-E dengan kapasitas 1.500 HP. Potensi produksi yang disumbang dari sumur LBK-INF3 sebesar 300 BOPD.

 


Target Pengeboran

Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yaitu Satuan Kerja Khuhsus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) (Dok. SKK Migas Sumbagsel / Nefri Inge)

Dengan tambahan pengeboran 3 sumur pengembangan ini, berarti hingga akhir Agustus 2021, Zona 4 telah berhasil mengebor 16 sumur dari target 37 sumur untuk tahun 2021.

Tiga belas sumur lainnya yang telah diselesaikan adalah BNG-A1 (Adera Field, PALI), AJDJ-113X, GRH-29X, GRH-30X, GRH-31X, GRH-114X (Ogan Komering dan Raja Tempirai Field, Ogan Komering Ulu), BN-20.2 (Ramba Field, Banyuasin) SPA-DZ14, SPA-DZ5, SPA-DZ4, SPA-DZ7, dan MSI-TAF2 (Pendopo Field, Musi Rawas), serta BEL-P1 (Limau Field, Muara Enim).

Dari 16 sumur tersebut, dihasilkan tambahan produksi minyak sebesar 657 BOPD dan gas 2,51 MMscfd. Sehingga produksi keseluruhan dari Zona 4, berdasarkan data 26 Agustus 2021, untuk minyak 24.621 BOPD dan gas 539,73 MMscfd.

Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel), Anggono Mahendrawan, menyebutkan jika target pengeboran sumur pengembangan menjadi 616 sumur secara nasional. Target ini naik signifikan dibandingkan realisasi 2020 yang sebesar 252 sumur.

"Sumatera adalah salah satu tulang punggung produksi migas nasional di tahun 2021,dimana 5 provinsi di Sumbagsel berkontribusi sekitar 10% target produksi minyak nasional dansekitar 30% target produksi gas nasional,” tambah Anggono.

Dia pun mengungkapkan SKK Migas mendukung kegiatan pengeboran yang dilakukan Pertamina Subholding Upstream Regional Sumatera Zona 4.

“Program pengeboran ini memperlihatkan tekad Pertamina untuk terus mempertahankan tingkat produksi di Sumbagsel. Upaya ini juga merupakan bagian dari upaya SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama(KKKS) dalam merealisasikan pencapaian target produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030, yang akan dapat terwujud dengandukungan dari seluruh pemangku kepentingan di daerah,” ungkap Anggono.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya