4 Pernyataan Ridwan Kamil soal Perkembangan Terkini Vaksinasi Covid-19 di Jabar

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, wilayahnya cukup banyak menghadapi tantangan terkait vaksinasi Covid-19.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 02 Sep 2021, 14:58 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menggalang dana, bantuan, dan komitmen dalam Virtual Roundtable Meeting for COVID-19 Handling in West Java, dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (27/7/2021). (Foto: Yogi P/Biro Adpim Jabar).

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menjelaskan perkembangan terkini vaksinasi Covid-19 di wilayahnya.

Pria yang kerap disapa Emil ini mengatakan, wilayahnya cukup banyak menghadapi tantangan terkait vaksinasi Covid-19.

Permasalahannya, kata dia, tidak lain karena jumlah penduduk di wilayah Jabar yang banyak dengan kondisi teritorial beragam.

"Penduduk Jawa Barat 50 juta jiwa. Sehingga dalam urusan Covid, bansos, urusan vaksin memang paling banyak dan itulah tantangannya. Tujuh puluh persen dari 50 juta kita putuskan kurang lebih sekitar 37 juga target," kata Emil melalui unggahan video berdurasi sekitar 9 menit.

Hal itu dikarenakan target Presiden Joko Widodo atau Jokowi, sebanyak 37 juta jiwa tersebut sudah divaksinasi Covid-19 pada Desember 2021.

"Jika suplai vaksin Covid-19 sudah mencapai 15 juta dosis per bulan, dipastikan akan melakukan vaksinasi kepada 500.000 warga setiap hari," papar Emil.

Berikut deretan perkembangan terkini yang disampaikan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil soal vaksinasi Covid-19 di wilayahnya dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


1. Banyaknya Jumlah Penduduk dengan Beragam Teritorial

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan soal cakupan vaksinasi Covid-19 di wilayahnya. Pria yang kerap disapa Emil ini mengatakan provinsinya cukup banyak menghadapi tantangan terkait vaksinasi Covid-19.

Permasalahannya tidak lain karena jumlah penduduk Jabar yang banyak dengan kondisi teritorial beragam.

"Penduduk Jawa Barat 50 juta jiwa. Sehingga dalam urusan covid, bansos, urusan vaksin memang paling banyak dan itulah tantangannya. Tujuh puluh persen dari 50 juta kita putuskan kurang lebih sekitar 37 juga target," kata Emil melalui unggahan video berdurasi sekitar 9 menit.

Sementara, kata dia, ada target dari pemerintah pusat bahwa vaksinasi di Jabar harus tuntas pada Desember 2021. Bisakah Desember 2021, dengan 37 juta jiwa sudah tervaksin?

"Kita lihat tantangan atau masalahnya. Masalah pertama, teritorial di Jawa Barat itu beragam. Jadi enggak bisa dibandingkan dengan yang homogen kota saja di Jawa Barat itu ada kota, misalkan Kota Bandung, Kota Depok, Bekasi tapi juga ada kabupaten yang gunung-gunung, pelosok, pantai, pedalaman penjangkauannya susah secara mobilitasnya," tutur Emil.

 


2. Kecepatan Vaksinasi di Daerah Berbeda-beda, Suplai Terbatas

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Masalah kedua, Emil melanjutkan, kecepatan vaksinasi di daerah tidak sama. Oleh karena itu, sudah jadi tugas dari pemerintah provinsi untuk memotivasi, memberikan solusi agar teknik-teknik mempercepat itu bisa merata.

"Kemudian infrastruktur tidak merata dan juga terbatas. Jumlah puskesmas kita hanya kurang lebih seribuan, dalam teori WHO idealnya lima ribu sehingga dengan modal seperti itu bagaimana kita bisa menyukseskan 37 juta," cetusnya.

Menurut Emil, problem utama yang dihadapi yaitu suplai vaksin Covid-19 tidak proporsional. Dia menyebutkan, ada provinsi-provinsi penduduknya sedikit tapi vaksinnya banyak sehingga persentasenya menjadi besar.

Sedangkan, provinsi yang besar penduduknya seperti Jawa Barat suplai vaksinnya sedikit. Adapun domain yang mengatur suplai vaksin adalah pemerintah pusat.

"Maka kalau dipresentasikan terkesan masih jauh, padahal karena jumlah vaksinnya saja yang sedikit. Tetapi kalau dikasihnya banyak sesuai proporsinya maka persentasenya juga setara," ujar mantan Wali Kota Bandung itu.

 


3. Kurang Maksimalnya Peran Provinsi

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat memperkuat strategi isolasi mandiri baik di rumah maupun pusat isolasi desa/kelurahan.

Emil menjelaskan, vaksinasi dilaksanakan oleh tiga kelompok. Pemerintah daerah, TNI/Polri, dan kelompok masyarakat.

Dalam hal rantai suplai vaksin, pemerintah pusat memberikan kuota kepada kota/kabupaten. Kemudian pemerintah provinsi ditugaskan mengirimkan atau mendistribusikan.

"Jadi memang peran provinsi di sini dalam pandangan saya kurang maksimal karena yang mengatur berapa ke kota/kabupaten itu dari pusat. Kita hanya menerima dan tidak boleh lama-lama. Pernah satu kali kita atur untuk subsidi silang disebutnya kita nimbun, pernah kejadian itu ya padahal maksudnya yang lambat kita ambil dulu yang cepat kita kasih," terang Emil.

Dengan target vaksinasi di Jawa Barat pada Desember 2021, Emil mengatakan wilayahnya membutuhkan sekitar 15 juta dosis vaksin.

"Jadi jangan bicara kurang kalau suplainya tidak sebanyak ini. Problemnya itu bukan di daerah tapi problemnya adalah suplainya yang belum pasti. Ini yang saya sebut masalah utama," papar Emil.

 


4. Ingatkan Pemerintah Pusat soal Proporsi Vaksin Covid-19

Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan. (Foto: Rizal/Biro Adpim Jabar)

Kemudian Emil menyampaikan, keberhasilan program vaksinasi tidak bisa diukur dengan capaian di ibu kota saja.

Distribusi untuk wilayah lain, temasuk daerah di luar pulau Jawa dan Bali harus diperhatikan dari sisi proporsi kuantitas agar bisa mencapai target herd Immunity pada Desember.

Menurut dia, jika kebutuhan vaksin Covid-19 tidak merata dan sesuai proporsi jumlah penduduk, maka masalah pandemi tidak akan selesai. Pasalnya, vaksin merupakan salah satu faktor yang bisa membuat sektor kesehatan membaik.

"No one safe until everyone is safe. Artinya kita juga harus memastikan vaksinasi di luar DKI dan pulau Jawa Aman. Tidak bicara wilayah, tidak bicara hanya ibu kota, tidak bicara pulau Jawa tapi Indonesia," terang Emil.

Ia mencontohkan, proposi jumlah vaksin sangat penting dengan menjadikan Jawa Barat sebagai objek.

Provinsi dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa, membutuhkan 15 juta vaksin per bulan jika ingin kekebalan komunal tercipta untuk sasaran 75 persen penduduk.

Ia mengakui hal ini adalah pekerjaan yang tidak ringan, mengingat hanya ada waktu empat bulan saja untuk mencapai target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo terkait herd Immunity. Pasalnya, ada keterbatasan vaksin yang dialokasikan untuk Jawa Barat.

Sejauh ini, vaksin Covid-19 yang diterima untuk wilayah Jawa Barat dari pemerintah pusat sebanyak 18,6 juta dosis.

Dari jumlah itu, sudah digunakan kepada sekitar 14,4 juta jiwa atau 77,4 persen. Rinciannya, 9,4 juta penduduk sudah menerima dosis pertama, sedangkan dosis kedua beru disuntikan untuk 5 juta jiwa.

"Akhir Agustus lalau rata-rata penyuntikan mencapai 235 ribu per hari di Jawa Barat. Ada provinsi yang penduduknya sedikit tapi vaksinnya banyak. Ada provinsi besar seperti Jabar vaksinnya sedikit yang ngasihnya. Maka kalau dipersentasekan masih jauh, padahal jumlah vaksinnya saja sedikit. Jadi, kalau Desember mau beres tolong suplai ke jabar tidak kurang 15 juta dosis per bulan," jelas Emil.

 

(Lesty Subamin)


Percepatan Vaksinasi Covid-19 Terkendala Stok dan Birokrasi

Infografis Percepatan Vaksinasi Covid-19 Terkendala Stok dan Birokrasi. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya